Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paket Kebijakan Jilid II Diharapkan Berdampak Positif Ke Sektor Riil

Paket kebijakan ekonomi tahap II yang diumumkan kemarin menunjukkan keinginan pemerintah mengintegrasikan kebijakan ekonomi secara menyeluruh selain berpotensi mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Paket kebijakan ekonomi tahap II diharapkan dapat berdampak positif kepada sektor riil dan nilai tukar rupiah/ilustrasi
Paket kebijakan ekonomi tahap II diharapkan dapat berdampak positif kepada sektor riil dan nilai tukar rupiah/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA-- Paket kebijakan ekonomi tahap II yang diumumkan kemarin menunjukkan keinginan pemerintah mengintegrasikan kebijakan ekonomi secara menyeluruh selain berpotensi mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Anggota Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun mengatakan paket kebijakan yang merupakan pengintegrasian kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter itu diharapkan berdampak positif terhadap sektor riil. Begitu juga dengan tekanan akibat turunnya nilai tukar rupiah atas dolar AS yang sudah mencapai di atas Rp14.000.

"Tujuan akhir yang ingin dicapai tentunya adalah bauran kebijakan tersebut memberikan dampak yang positif dan signifikan bagi sektor riil dan dunia usaha selain mengurangi tekanan akibat turunnya nilai tukar rupiah atas dolar AS,” ujarnya, Rabu (30/9/2015).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan pihaknya sangat mendukung apa yang menjadi kebijakan ekonomi pemerintah. Karena itu, Golkar akan memberikan dorongan pada sektor riil untuk tetap mempertahankan pertumbuhan.

Pada bagian lain Misbakhun juga menggarisbawahi adanya kebijakan untuk menarik devisa hasil ekspor (DHE) ke bank dalam negeri. Menurutnya, dalam kebijakan itu, Pemerintah memberikan insentif berupa pemangkasan pajak bunga deposito hingga berada pada posisi nol persen bagi eksportir yang menyimpan DHE di bank nasional dalam bentuk deposito valas.

"Ini jelas untuk mengurangi tekanan atas nilai tukar rupiah sehingga memacu pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Namun demikian, Misbakhun menyatakan bahwa yang paling ditunggu adalah upaya pemerintah untuk memperbaiki daya beli masyarakat dengan menurunkan harga BBM dalam paket kebijakan ekonomi saat ini. Apalagi harga minyak dunia sduah turun hingga di kisaran US$40  per barrel.

"Tentunya kebijakan penurunan harga BBM ini akan sangat ditunggu oleh masyarakat dunia usaha. Dengan turunnya harga BBM diharapkan biaya produksi akan berkurang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper