Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Optimistis Target Inflasi Tercapai

Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis Indonesia akan mencapai target inflasi sebesar 4% plus minus 1% hingga akhir tahun ini.
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin./JIBI-Abdullah Azzam
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin./JIBI-Abdullah Azzam
Bisnis.com, JAKARTA -Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis Indonesia akan mencapai target inflasi sebesar 4% plus minus 1% hingga akhir tahun ini.
 
Seperti diketahui, pada September 2015 terjadi deflasi sebesar 0,05% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,67.
 
Tingkat inflasi tahun kalender yakni dari Januari hingga September 2015 sebesar 2,24% (y-t-d) dan tingkat inflasi tahun ke tahun September 2015 terhadap September 2014 (y-o-y) sebesar 6,83%
 
"Inflasi tahunan jelas akan turun, kita optimistis bisa mencapai target dalam interval 3% hingga 5% di akhir 2015. Asal kondisinya tetap seperti ini," ‎ujar Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Kamis (1/10/2015).
 
Dia mengatakan ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi pemerintah agar dapat mencapai target inflasi.
 
Syarat tersebut antata lain pemerintah harus sanggup mengendalikan harga beras dan mempertahankan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium maupun Solar.
 
Pemerintah juga melakukan pemantauan terutama pada bahan pangan yang vital bagi masyarakat seperti beras dan harga yang diatur pemerintah atau administer prices seperti BBM, listrik dan elpiji.
 
"Harga beras harus terus dipantau dan dikendalikan, lalu tidak menaikkan harga BBM. Karena bobot BBM dan beras pada inflasi hampir 4%. Dua itu saja deh dipantau terus," katanya.
 
Suryamin memperkirakan hingga akhir 2015 tidak akan ada hal yang bisa memicu inflasi melonjak, seperti perayaan Lebaran.
 
"Karena sudah tidak ada lagi kejadian yang bisa menghambat atau lonjakan harga, seperti Lebaran mengingat dampak Tahun Baru dan Natal‎ tidak sebesar Lebaran. Jadi masih bisa dikontrol," tuturnya.
 
Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tambahnya, juga akan berpengaruh pada
ini akan mengurangi konsumsi dari barang-barang impor seperti tekstil dan perhiasan.
 
Kendati demikian, pemerintah perlu memacu industri dalam negeri sebagai substitusi impor.
 
"Ngapain beli baju dan perhiasan impor, di sini saja banyak. Akik kita bagus. Kalau beli di Indonesia bisa mengurangi dampak imported inflation. Jangan juga beli mobil dari luar negeri, beli dulu lah merek atau produksi nasional," ucap Suryamin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper