Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesepakatan Kereta Cepat Dikebut, Rini Soemarno Minta Pekan Ini Diteken

Kesepakatan antara konsorsium BUMN dan konsorsium China dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan segera dibuat.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pembiayaan kereta cepat Jakarta-Bandung akan dibiayai dari utang luar negeri./JIBI
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pembiayaan kereta cepat Jakarta-Bandung akan dibiayai dari utang luar negeri./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Kesepakatan antara konsorsium BUMN dan konsorsium China dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan segera dibuat.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut masih dimatangkan oleh pihak konsorsium BUMN dan konsorsium China dengan pembuatan kesepakatan perusahaan patungan (joint venture agreement).

Menurutnya, nota kesepakatan itu akan segera ditandatangani apabila persiapan telah selesai. “Insya Allah, saya dapat laporan, kalau bisa minggu ini ya minggu ini,” katanya seusai menghadiri rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (5/10/2015).

Rini mengatakan pekerjaan konstruksi proyek tersebut juga bakal digarap oleh anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yaitu PT Wika Beton Tbk. “Dia akan banyak sekali garap order dalam pembangun ini,” katanya.

Seperti diketahui, Wijaya Karya akan menjadi pemimpin konsorsium BUMN yang menggarap proyek kereta cepat ini bersama BUMN lain yaitu PT Kereta Api Persero (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Perkebunan Nusantara VIII.

Sementara itu, konsorsium China akan melibatkan China Railway Construction Corporation Ltd. Menurutnya, konsorsium BUMN akan menjadi pemegang saham mayoritas dalam perusahaan patungan tersebut dengan porsi kepemilikan sekitar 60%. Sisanya sebesar 40% bakal dimiliki oleh konsorsium China. “Secara undang-undang, konsorsium Indonesia harus mayoritas,” tegas Rini.

Proyek tersebut rencananya bakal didanai menggunakan ekuitas dan pinjaman. Salah satu kreditur untuk proyek tersebut adalah China Development Bank (CDB) yang diperkirakan bakal memberikan pinjaman senilai US$5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper