Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEGAPROYEK KA CEPAT: 4 BUMN Bentuk Konsorsium

Empat BUMN membentuk PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia sebagai konsorsium yang akan bekerja sama dengan perusahaan China menggarap proyek kereta api cepat.
Kereta cepat China/Reuters
Kereta cepat China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Empat BUMN membentuk PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia sebagai konsorsium yang akan bekerja sama dengan perusahaan China menggarap proyek kereta api cepat. 

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menjadi pemimpin konsorsium dengan penyertaan modal Rp1,71 miliar atau 38% dari total saham, sebagaimana tercantum dalam keterbukaan informasi perseroan di Bursa Efek Indonesia, Selasa (6/10/2015). 

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyuntikkan modal masing-masing Rp1,12 miliar. Dengan demikian, masing-masing menggenggam 25% saham konsorsium. 

Berikutnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) menyuntikkan Rp540 juta atau 12% saham konsorsium.

Konsorsium itu terbentuk berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S-550/MBU/09/2015 tanggal 9 September

"PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia selanjutnya akan melakukan penyertaan di suatu perusahaan patungan dengan nama yang akan disepakati antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dengan pihak investor asing," kata Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo dalam keterbukaan itu. 

Perusahaan patungan itu, lanjutnya, akan melaksanakan proyek penyelenggaraan jasa kereta api cepat untuk trase Jakarta-Walini-Bandung. 

Bintang menuturkan perseroan memiliki rencana jangka panjang menambah penyertaan saham di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia untuk kepentingan pelaksanaan proyek. Nilainya akan ditentukan kemudian.

Sebelumnya diberitakan konsorsium BUMN Indonesia akan menjadi pemegang mayoritas saham perusahaan patungan dengan kepemilikan saham sekitar 60%. Sisanya sebesar 40% digenggam oleh konsorsium China (Bisnis, 6/10/2015). 

Konsorsium perusahaan Negeri Tirai Bambu itu akan melibatkan China Railway Construction Corporation Ltd. 

Proyek tersebut rencananya didanai menggunakan ekuitas dan pinjaman. Salah satu kreditur untuk proyek tersebut adalah China Development Bank (CDB) yang diperkirakan bakal memberikan pinjaman senilai US$5 miliar.

Tenor pinjaman dari CDB tersebut mencapai 40 tahun. “Sepuluh tahun grace period [masa tenggang] dan 30 tahun pengembalian,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno. 

Menurutnya, bunga pinjaman tersebut 2% selama empat tahun untuk pinjaman dalam dolar Amerika Serikat dan terdapat bunga untuk pinjaman dalam reminbi. Porsi jumlah pinjaman tersebut, ujarnya, mencapai 70% dari nilai proyek kereta cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper