Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI : Kredit Tumbuh Karena Spending Pemerintah

Adanya akselerasi pertumbuhan kredit ini dikarenakan siklus kondisi ekonomi yakni semester I/2015 yang berjalan pelan dibandingkan semester II/2015.
Kantor Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis
Kantor Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit perbankan pada Agustus 2015 mencapai Rp3.914,3 triliun atau tumbuh 10,8% (y-o-y).

Berdasarkan Data Uang Beredar yang dipublikasikan Bank Indonesia, posisi kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Agustus 2015 tercatat senilai Rp3.914,3 triliun atau tumbuh 10,8% (y-o-y) dan tumbuh 0,46% (m-t-m).

Kredit pada bulan Juli tercatat senilai Rp3.896,3 triliun atau tumbuh sebesar 9,6% (y-o-y).

Penyaluran kredit perbankan pada Agustus 2015 ini mengalami pertumbuhan 5,73% (y-t-d) dari akhir tahun lalu. Penyaluran kredit perbankan pada Desember 2014 tercatat senilai Rp3.702,2 triliun.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan pertumbuhan kredit pada bulan Agustus 2015 ini memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi ke depan.

Adanya akselerasi pertumbuhan kredit ini dikarenakan siklus kondisi ekonomi yakni semester I/2015 yang berjalan pelan atau lebih lambat dibandingkan semester II/2015.

Pasalnya, pada semester II/2015, belanja anggaran akan lebih besar dibandingkan dengan semester sebelumnya.

"Semester II/2015 dari sisi angggaran pemerintah juga lebih spending dan sudah dicairkan di kuartal III/2015 dan IV/2015," ujarnya di Kompleks BI, Jumat (9/10/2015).

Dia menuturkan spending anggaran pemerintah yang lebih besar pada semester II/2015 ini berpengaruh pada peningkatan permintaan kredit industri perbankan.

"Pengeluaran pemerintah dicairkan pada saat itu, kemudian proyek pemerintah mulai jalan. Pada saat itu juga ada yang butuh kredit jalankan proyek pemerintah dan swasta mulai lakukan, butuh untuk kredit juga," ucap Mirza.

Hingga akhir tahun, Bank Indonesia memproyeksikan kredit industri perbankan dapat bertumbuh sebesar 11% hingga 13%.

Kendati demikian, pihaknya berharap perbaikan perekonomian Indonesia dan global akan tetap berjalan.

"Kami akan tetap mewaspadai gejolak eksternal, terutama Amerika," kata Mirza.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper