Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditjen Bea dan Cukai: Target Penerimaan 2016 Sudah Realistis

Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menyatakan penurunan target kepabeanan dalam Rancangan APBN 2016 senilai Rp10 triliun dari APBN Perubahan 2015 senilai Rp194,99 triliun lebih realistis mengingat kondisi perekonomian dewasa ini.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menyatakan penurunan target kepabeanan dalam Rancangan APBN 2016 senilai Rp10 triliun dari APBN Perubahan 2015 senilai Rp194,99 triliun lebih realistis mengingat kondisi perekonomian dewasa ini.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, target penerimaan perpajakan untuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dipatok sebesar Rp186,52 triliun.

Dari target yang telah ditetapkan tersebut, penerimaan cukai ditargetkan sebesar Rp146,43 triliun, yang terdiri atas cukai hasil tembakau Rp139,81 triliun, cukai ethil alkohol Rp17 miliar, dan cukai minuman mengandung ethil alkohol (MMEA‎) Rp6,45 triliun.

Dirjen Bea Cukai Kemenkeu Heru Pambudi menjabarkan beberapa kebijakan di bidang cukai yang akan dilaksanakan antara lain kenaikan tarif cukai hasil tembakau secara proporsional.

Berikutnya, kenaikan tarif cukai MMEA dan penyempurnaan ketentuan terkait pemasukan atau pengeluaran barang kena cukai ke/dari kawasan bebas. Sementara itu, penerimaan bea masuk ditargetkan sebesar Rp37,20 triliun.

Beberapa program yang akan dijalankan untuk penerimaan bea masuk pada tahun 2016 adalah peningkatan pelayanan secara otomasi, serta menambah komoditas yang mendapat bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP) untuk mendorong investasi dan mengintensifkan program kepatuhan dan partnership.

Untuk bea keluar, program yang direncanakan adalah pemetaan eksportir berdasarkan produk yang diekspor, meningkatkan pemeriksaan terhadap barang ekspor yang terkena bea keluar.

Sementara itu, terkait realisasi penerimaan bea dan cukai tahun ini, dia memperkirakan hanya akan mencapai Rp185,3 trilliun atau sekitar 95% dari target dalam APBNP 2015 yang sebesar Rp194,5 triliun.

"Hal tersebut disebabkan masih melambatnya perekonomian dan rendahnya harga komoditas saat ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper