Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Sektor Nonmigas di Banten Masih Prospektif

Bisnis di sektor nonmigas di Provinsi Banten dinilai tetap positif sepanjang sisa 2015 meskipun harga komoditas tetap bergejolak dan kurs rupiah pun belum benar-benar sehat.n
Ekonom Indef, Aviliani. /Bisnis.com
Ekonom Indef, Aviliani. /Bisnis.com

Bisnis.com, TANGERANG—Bisnis di sektor nonmigas di Provinsi Banten dinilai tetap positif sepanjang sisa 2015 meskipun harga komoditas tetap bergejolak dan kurs rupiah pun belum benar-benar sehat.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani berpendapat semua sektor bisnis relatif tetap bergeliat meskipun terdapat hambatan dalam pasokan bahan baku. Adapun bidang yang paling melempem adalah pertanian dan pertambangan.

“Kalau sektor lain [selain pertanian dan pertambangan] masih tumbuh di atas 5% rata-rata, jadi masih ada iklim bagus tinggal bagaiamana bersaingnya saja,” ucapnya di sela acara Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Banten, di Tangerang, Selasa (13/10/2015).

Aviliani menjelaskan sebetulnya sektor tambang dan pertanian berkembang dengan baik. Tapi merosotnya harga komoditas di perdagangan global membuat dua sektor ini tumbuh rendah.

Pertanian bahkan diyakini bakal menjadi bisnis yang paling tahan banting pada tahun-tahun mendatang. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan populasi dunia yang diperkirakan kelak bakal mencapai 9 miliar orang.

“Ini artinya pangan tetap dibutuhkan, ini tidak ada matinya ke depan karena makin banyak demand tetapi tidak ada tanah lagi,” ucap Aviliani.

Pemerintah pada 29 September lalu mengumumkan Pekt Kebijakan Ekonomi Jilid II yang secara umum bertujuan untuk mengakselerasi aksi penanaman modal di Tanah Air mellaui pemberian fasilitas perpajakan dan kemudahan dalam mengajukan izin usaha.

Namun, seperti diberitakan Bisnis.com (7/10/2015), pelaku usaha menilai paket kebijakan ekonomi tersebut belum berorientasi pada peningkatan investasi sektor pertanian. Padahal, sektor ini berkontribusi sekitar 13,8% pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Komisaris Wilmar Nabati Indonesia Master Parulian Tumanggor mengatakan paket kebijakan ekonomi pemerintah yang belum lama ini diumumkan hanya berorientasi pada pengembangan industri seperti tekstil atau garmen.

“Untuk dapat mengajukan fasilitas perpajakan itu  minimal investasinya Rp100 miliar dan mempekerjakan 1000 orang. Di sektor ini mana ada yang seperti itu,” kata MP Tumanggor.

Dia menjelaskan untuk sektor yang berbasis pertanian (agriculte based), sulit untuk membangun industri yang merekrut tenaga kerja sebesar itu. Apalagi, sekarang pabrik-pabrik pengolahan komoditas tengah bergerak ke arah mekanisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper