Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANCAMAN SHUTDOWN: Pemerintah AS Desak Kongres Naikkan Plafon Utang

Menteri Keuangan Amerika Serikat Jacob J. Lew mengatakan Kongres harus menaikan plafon utang sebesar US$18,1 triliun, minimal dua hari sebelum batas waktu sekaligus meningkatkan intensitas tekanan kepada lembaga itu untuk melakukan pembicaraan.
Bendera AS/Iustrasi
Bendera AS/Iustrasi

Bisnis.com, WASHINGTON - Menteri Keuangan Amerika Serikat Jacob J. Lew mengatakan Kongres harus menaikan plafon utang sebesar US$18,1 triliun, minimal dua hari sebelum batas waktu sekaligus meningkatkan intensitas tekanan kepada lembaga itu untuk melakukan pembicaraan.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (16/10/2015), Kementerian Keuangan AS memproyeksi anggaran sumber daya pemerintahan berkurang menjadi US$4 miliar dari sebelumnya US$6 miliar sehingga memaksa kementerian itu bergerak cepat sebelum batas waktu 5 November.

“Kementerian Keuangan akan memiliki kurang dari US$30 miliar untuk membiayai pemerintahan, jauh dari biaya pada hari-hari tertentu,” kata Lew.

Lew mengatakan, diproyeksikan tren kemampuan membiayai pemerintahan bakal semakin negatif. Karena itu, dalam suratnya yang ditujukan ke Kongres AS, dia mendesak lembaga itu untuk mengambil tindakan sesegera mungkin yakni menaikkan batas utang tanpa penundaan, dan menghapus ancaman yang tidak perlu untuk perekonomian AS.

AS sedang mencoba untuk menghindari terulangnya peristiwa pada Oktober 2013, ketika sebuah perjanjian ekstensi utang tercapai sebelum Kementerian Keuangan mendapatkan persetujuan Kongres. Menurut sejumlah pihak, pembicaraan tertutup terus dilakukan oleh para anggota Kongres untuk mengantisipasi kejadian tersebut.

Pimpinan Kongres, Boehner, mendesak anggotanya untuk menyusun rencana antisipasi sebelum dia menyatakan pensiun dari aktivitas politik.

Langkah penyusunan rencana antisipasi itu menurut dia, bertujuan menjaga negeri itu tetap di atas standar pengelolaan negara tanpa harus dibayangi oleh shutdown.

Senator dari Partai Republik yang mewakili Ohio itu telah berjanji untuk mendorong beberapa prioritas utama sebelum meninggalkan Kongres pada akhir bulan.

Namun, rencananya untuk pensiun tanpa meninggalkan masalah diganggu oleh keputusan mendadak oleh wakil Republik lainnya, sekaligus calon penggantinya, Kevin McCarthy yang paling vokal dalam negosiasi utang dan belanja negara.

Menurut sumber Bloomberg yang dekat dengan Boehner, apa yang telah digarisbawahi dalam pembicaraan dengan pimpinan minoritas parlemen Nancy Pelosi dan pemimpin minoritas senat Harry Reid, adalah bahwa Partai Demokrat tetap berkeinginan ada peningkatan pagu utang.

Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, pemerintah khawatir negara itu sudah makin mendekati masa genting sehingga tidak perlu dilakukan penundaan pembicaraan mengenai plafon utang yang baru.

Earnest mengatakan, Gedung Putih tetap yakin anggota parlemen akan mengambil tindakan sebelum batas waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper