Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Masih Khawatir dengan Kondisi Global, Rencana Penurunan BI Rate Batal?

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, bulan ini, menyatakan akan ada ruang pelonggaran suku bunga acuan atau BI rate.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardjojo. /Antara
Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardjojo. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, bulan ini, menyatakan akan ada ruang pelonggaran suku bunga acuan atau BI rate.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan meski perekonomian domestik telah menunjukan situasi yang terus membaik, namun masih adanya ketidakpastian global.

"Indonesia dalam RDG lalu menyampaikan bahwa kita bisa ada ruang untuk melakukan pelonggaran dengan adanya perkembangan ekonomi domestik. Tapi pelaksanaan pelonggaran itu harus pertimbangkan kondisi dunia yang dapat memberikan ketidakpastian di pasar keuangan," ujarnya di Gedung DPR, Jumat (30/10/2015) dini hari.

Dia menuturkan Indonesia saat ini lebih harus memperhatikan dan mewaspadai perkembangan perekonomian China.

"Bagaimana pelemahan ekonominya apakah masih kan berjalan atau rencana China yang akan menginternasionalisasi Renimbi sehingga harus mengelola kebijakan moneter secara lebih independen dan tentu ini menunjukkan bahwa China akan membuka capital account-nya," tutur Agus.

Bila mata uang dolar Amerika Serikat semakin perkasa dan The Fed menaikkan suku bunga acuanya, maka akan berdampak kepada perekonomian China.

Perkembangan ekonomi China ini juga dapat berdampak pada perekonomian ke negara seperti Indonesia melalui perdagangan, keuangan, atau ketidakpastian.

Dia menegaskan meskipun kondisi perekonomian dalam negeri menunjukkan kondisi yang baik, namun kondisi stabilitas sistem keuangan global masih lemah.

Hal itu membuat Bank Sentral akan terus menjaga karena tekanan pada negara berkembang cukup tinggi dan khususnya dapat terjadi capital outflow.

"Capital outflow juga akan membuat tekanan pada dalam negeri. Jadi saya katakan perkembangan di AS, China, dan harga komoditas harus diwaspadai. Kita tidak boleh sampai tidak hati-hatii karena stabilitas itu utama karena bagi terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang dan berkesinambungan," terangnya.

Agus menuturkan terkait kondisi domestik yang perlu menjadi perhatian yakni mengecilnya surplus transaksi modal dan finansial sehingga tidak mencukupi untuk membiayai defisit transaksi berjalan.

"Itu adalah faktor capital inflow, sehingga kalau lebih ada kepastian nanti capital inflow akan kembali mengalir termasuk ke Indonesia," katanya.

Perekonomian Indonesia, lanjutnya, sudah menunjukkan perbaikan dari sebelumnya. Dengan proyeksi realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III yang mencapai 4,85%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar 4,67%.

"Tentu Indonesia termasuk negara yang stabil secara sistem keuangan dibanding negara lain. Walaupun umumnya negara berkembang mengalami tekanan," ujarnya.

Negara seperti Brasil, Afrika Selatan, Turki dan Rusia mengalami kondisi yang lebih buruk. Hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar dari mata uangnya. Otoritas moneter ini berjanji akan terus berada di pasar dan melakukan intervensi agar kurs rupiah lebih stabilndan mencerminkan fundamentalnya.

Selama kurun waktu dua tahun, Bank Sentral mengklaim selalu berada di pasar untuk mengintervensi nilai tukar rupiah sehingga wajar apabila ada kenaikan dan penurunan cadangan devisa.

"Kalau kita ingin nilai tukar yang tidak bergerak akan membuat effort utk menjaga itu terlalu tinggi dan membuat tidak sehat. Di tengah situasi yang dinamis seperti ini kita harap semua terjaga," ucap Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper