Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyerapan APBN Tingkatkan Penerimaan Tenaga Kerja

Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan optimistis penyerapan tenaga kerja pada akhir 2015 dan awal 2106 akan meningkat seiring dengan masuknya arus investasi ke berbagai daerah di Tanah Air dan meningkatnya penyerapan anggaran belanja pemerintah di akhir tahun.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA --  Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan optimistis penyerapan tenaga kerja pada akhir tahun 2015 dan awal tahun 2106 akan meningkat seiring dengan masuknya arus investasi ke berbagai daerah di Tanah Air dan meningkatnya penyerapan anggaran belanja pemerintah di akhir tahun.

"Masuknya investasi belakangan ini berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Bukan hanya pada sektor yang bersangkutan, tetapi juga ke sektor-sektor lain yang terkait karena multiplier efek," jelas Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kemenaker Sugiarto Sumas di kantor Kemnaker, Jumat (13/11/2015).

Sugiarto Sumas mengatakan berdasarkan simulasi menggunakan tabel input output, multiplier tenaga kerja di Indonesia rata-rata sebesar 1,98. Artinya, jika ada penyerapan tenaga kerja di sektor tertentu sebanyak satu orang maka secara total akan menambah tenaga kerja di seluruh sektor sebesar 1,98 kali lipat.

"Dengan demikian diperkirakan pada kuartal 4, masuknya arus investasi dari dalam dan luar negeri akan membawa dampak positif berupa penyerapan tenaga kerja akan mencapai 740.000 orang," kata Sumas.

Selain itu, faktor lain yang dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja adalah belanja pemerintah pada kuartal 4 diujung tahun 2015 meningkat signifikan.

Laporan Kementerian Keuangan menyatakan anggaran belanja pemerintah pusat pada 2015 sebesar Rp1.392 triliun, dari jumlah itu Rp290 triliun untuk infrastruktur.

"Pada sektor ini akan serap langsung 270.831 orang tenaga kerja, dimana karena efek multiplier 2.08 maka secara keseluruhan akan tercipta tenaga kerja baru sebanyak 563.328 orang," kata Sumas Namun dia mengakui perekonomian Indonesia hingga kuartal tiga tahun 2015 masih mengalami tekanan dan pelambatan akibat pelambatan ekonomi global.

"Dibutuhkan kerja keras untuk menahan efek negatif dari pengaruh global ini. Terutama dalam mempertahankan kewajaran nilai tukar rupiah dan menurunkan jumlah pengangguran," papar Sugiarto Sumas.

Saat ini performa industri disebutnya sedang mengalami penurunan, antara lain dapat dilihat dari penurunan ekspor yang juga diikuti oleh penurunan impor, sehingga neraca perdagangan masih positif.

Adapun dari sisi investasi, secara umum kawasan Asia Pasifik merupakan satu-satunya wilayah yang investasinya naik.

Pada 2015 investasi naik 9,2 persen yang Indonesia mendapat porsi nilai investasi tertinggi di ASEAN yaitu 31 persen.

Dari laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal, hingga kuartal III tahun 2015, total realisasi investasi yang masuk ke Indonesia Rp400 triliun atau naik 16,7 persen dibanding kuartal III tahun 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper