Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK Desak BI Dukung Produktifitas Sektor Riil melalui Penurunan BI Rate

Bank Indonesia diminta menyusun kebijakan moneter untuk mendukung produktifitas sektor riil, terutama dengan menurunkan suku bunga acuan yang masih di level tinggi.
Jusuf Kalla/Reuters-Beawiharta
Jusuf Kalla/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA—Bank Indonesia diminta menyusun kebijakan moneter untuk mendukung produktifitas sektor riil, terutama dengan menurunkan suku bunga acuan yang masih di level tinggi.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan Indonesia memiliki tiga kelemahan dalam bersaing dengan negara lain. Yakni sektor keuangan, sektor logistik, dan birokrasi.

Dari sisi keuangan, tingkat bunga acuan (BI Rate) masih jauh lebih tinggi dibandingkan negara di Asia yang sudah berada di level kurang dari 5%. Untuk itu, Kalla meminta dengan tegas kepada Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter independen, untuk menurunkan BI rate agar lebih kompetitif.

“Tidak ada satu pertumbuhan ekonomi terjadi hanya dengan kebijakan moneter, tapi dengan produktifitas. Maka itu kebijakan moneter harus mendukung produktifitas,”ujar Kalla dalam Acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015, Selasa malam(24/11/2015).

Kelemahan kedua, sektor logistik masih perlu perbaikan melalui optimalisasi pembangunan infrastruktur. Terakhir, dalam proses perizinan nasional masih membutuhkan pembenahan dari sisi efisiensi dan reformasi birokrasi.

Kalla menyebutkan, kelemahan sektor logistik dan birokrasi merupakan tugas utama pemerintah yang kini sedang gencar diperbaiki. Selanjutnya, dia meminta BI untuk berupaya keras memperbaiki daya saing ekonomi melalui perbaikan kebijakan moneter.

“Tidak ada cost yang lebih tinggi dari Indonesia. Dari Logistik dan birokrasi itu tugas pemerintah, kami sedang berupaya,”tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper