Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Portofolio Investasi Asuransi Jiwa, Porsi Saham Makin Turun

Meskipun diyakini masih akan mendominasi, porsi instrumen saham pada portofolio investasi industri asuransi jiwa diperkirakan masih akan terus menurun hingga akhir 2015.
  /
/

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun diyakini masih akan mendominasi, porsi instrumen saham pada portofolio investasi industri asuransi jiwa diperkirakan masih akan terus menurun hingga akhir 2015.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam ikhtisar data keuangan perusahaan asuransi jiwa periode Januari-September 2015, mencatat pada akhir kuartal III/2015 total investasi industri mencapai Rp286,15 triliun atau turun 4,30% dibandiingkan dengan kuartal sebelumnya yakni Rp280,18 triliun.

Sejalan dengan itu, nilai investasi instrumen saham yang pada kuartal II/2015 mendominasi 30,53% atau senilai Rp85,55 triliun juga menurun 15,12%. Pada akhir September, nilai investasi pada saham tercatat senilai Rp72,61 triliun atau 27,08% dari total investasi industri.

Nilai investasi industri asuransi jiwa pada reksa dana juga tercatat menurun hingga 3,95%, dari Rp67,70 pada akhir Juni menjadi Rp65,03 pada akhir September tahun ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan kondisi itu masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Masih volatilnya kinerja pasar modal di tengah pengaruh sentimen Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, masih jadi pertimbangan utama bagi pelaku industri untuk kembali meningkatkan investasi pada instrumen tersebut.

“Porsi investasi pada saham masih akan turun, bisa lebih turun dari sebelumnya,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Menurut Togar, cut loss atau aksi jual di saat harga saham menurun menjadi pilihan pelaku industri. Sejumlah instrumen, seperti deposito berjangka dan surat berharga negara, yang dinilai lebih aman akan menjadi tujuan investasi bagi industri asuransi jiwa.

Namun, sambung Togar, para pelaku industri yang menjajaki cut loss masih akan menunggu hingga harga saham mencapai titik terendah untuk kembali membeli saham potensial. Dengan begitu, dia meyakini porsi investasi industri pada saham masih akan tetap dominan.

Apalagi, sambungnya, pada akhir tahun para pelaku pasar akan lebih mudah melihat kinerja emiten yang menjanjikan sebagai pilihan investasi ke depan.

“Setelah cut loss, pelaku tentu menunggu untuk membeli saham pada titik terendah. Instrumen saham juga tentu selalu menjadi pilihan utama industri asuransi jiwa.”

Data OJK juga menunjukkan di tengah menurunnya nilai investasi pada saham dan reksa dana, kenaikan porsi terutama terjadi pada instrumen deposito berjangka (5,65%), surat berharga  negara lain (12,87%), dan jenis investasi lain (25,07%).

Sedangkan surat utang korporasi dan sukuk korporasi, surat berharga Negara Republik Indonesia, dan sejumah instrumen lain relatif lebih stabil atau tumbuh tipis pada periode tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper