Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gandeng Kemenristek Dikti, BTN Bidik Dana Kelola Rp20 Triliun

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. agresif menggandeng institusi lain untuk menggaet dana guna mendukung program sejuta rumah. Terbaru, perseroan resmi menjalin kemitraan dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dan berpotensi mendapat dana kelolaan mencapai Rp20 triliun.
BTN
BTN

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. agresif menggandeng institusi lain untuk menggaet dana guna mendukung program sejuta rumah. Terbaru, perseroan resmi menjalin kemitraan dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dan berpotensi mendapat dana kelolaan mencapai Rp20 triliun.

Direktur Funding & Retail BTN Sis Apik Wijayanti mengatakan program sejuta rumah membutuhkan dana besar. Dengan menggaet Kemenristek Dikti, Sis Apik menyebutkan dana perseroan untuk memuluskan realisasi program sejuta rumah, bakal kian meningkat.

“Dari kerja sama ini, kami berpotensi mendapat dana kelolaan secara keseluruhan mencapai Rp20 triliun,” jelas Sis Apik di Jakarta, Senin (30/11/2015).

Potensi dana tersebut, rinci Sis Apik, mencakup nilai fasilitas kredit dan tabungan bagi pegawai Kemenristek serta mahasiswa, penyaluran dana program, pengelolaan cash management, dan jasa perbankan lainnya.

Adapun, kerja sama tersebut resmi ditandai dengan penandatangan kerja sama BTN dengan Kemenristek Dikti di Jakarta, Senin (30/11/2015).

Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan pihaknya telah lama menjalin kerja  sama dengan Kemenristek. Langkah ini, tambah dia, menjadi penanda pembaruan kerja sama mengingat beberapa perubahan nomenklatur.

Beberapa kerja sama yang dijalin yakni menjadi penyalur untuk program Bidik Misi ke 37.000 mahasiswa. Kemudian, BTN pun telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 310 lembaga pendidikan. Kemitraan tersebut berupa pengelolaan keuangan, pembayaran SPP online, dan penyaluran dana program.

Selain pengelolaan dana, Maryono memaparkan pihaknya bakal menggelar kerja sama dalam riset perumahan. “Data 2013 menyebut kami punya backlog 13,5 juta, ini perlu perbaikan pengembangan riset,” kata Maryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper