Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFLASI NOVEMBER: Kelompok Bahan Makanan Sumbang Inflasi Terbesar

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Daging ayam pacu inflasi November 2015./Antara
Daging ayam pacu inflasi November 2015./Antara

Bisnis.com, JAKARTA- Badan Pusat Statistik mencatat indeks harga konsumen pada bulan November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,21% dengan IHK sebesar 121,82.

Angka ini lebih rendah bila dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yang juga mengalami inflasi sebesar 1,5%.

Laju inflasi tahun kalender yakni dari Januari-November 2015 sebesar 2,37% Tingkat inflasi tahun ke tahun yakni dari November 2015 terhadap November 2014 sebesar 4,89%

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan faktor penyebab inflasi antara lain harga ayam dan beras.

"Harga beras naik 0,55% di tingkat konsumen yang akhirnya menyebab inflasi. Harga ayam naik 1,2%. Ini karena kurangnya pasokan tetapi juga sedikit by design karena tadinya harga turun tajam. Kenaikan harga terjadi di 5 kota," ujarnya di Gedung BPS, Selasa (1/12/2015).

Faktor lain yang menyebabkan inflasi yakni harga rokok yang mengalami kenaikan sebesar 1,16%.

Menurut Sasmito, kenaikan tersebut karena adanya Peraturan Menteri Keuangan yang memajukan pungutan cukai yang seharusnya dibayar pada Januari dan Februari 2016 menjadi Desember 2015.

"Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga pada November 2015 antara lain beras, daging ayam ras, rokok kretek filter, telur ayam ras, buncis, kacang panjang, tomat sayur, tomat buah, nasi dengan lauk, rokok putih, tarif kontrak rumah, upah tukang bukan mandor, tarif rumah sakit, tarif angkutan ufara, dan tarif jalan tol," tuturnya.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Kenaikan indeks kelompok pengeluaran tersebut yakni kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi 0,33% atau terjadi kenaikan indeks dari 128,46 pada Oktober menjadi 128,89 pada November 2015.

"Kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,07%. Komoditas yang dominan yakni beras, daging ayam ras masing-masing 0,2%. Telur ayam, buncis, kacang panjang, tomat sayur masing-masing 0,01%. Komoditas dominan memberikan andil deflasi ikan segar, kangkung, minyak goreng 0,01%," ucap Sasmito.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,47% atau terjadi kenaikan dari 125,25 pada Oktober menjadi 125,84 pada November.

"Kelompok ini memberikan andil indlasi 0,08%. Komoditas yang dominan memberikan inflasi yakni rokok kretek 0,02%, nasi dengan lauk, rokok kretek, dan rokok putih masing-masing 0,01%," katanya.

Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,15% atau terjadi kenaikan indeks dari 118,76 pada Oktober menjadi 118,94 pada November.

"Kelompok ini memberikan andil 0,03%. Komoditas yang dominan berikan inflasi yakni tarif kontrak rumah, sewa rumah, dan upah tukang bukan mandor sebesar 0,01%," ujarnya.

Kelompok kesehatan, lanjut Sasmito, memberikan inflasi sebesar 0,44% dengan indeks menjadi 116,62 pada November dari 116,11 pada Oktober 2015. Kelompok kesehatan memberikan andil pada inflasi sebesar 0,02% dan komoditas yang dominan memberikan andil yakni tarif rumah sakit 0,01%.

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga memberikan inflasi 0,05% atau terjadi kenaikan indeks dari 114,62 pada Oktober menjadi 114,68 di November.

"Kelompok ini pada November memberikan andil inflasi sebesar 0,01%," ucapnya.

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,06% dengan indeks menjadi 124,76 di November dari bulan sebelumnya yang berada di 124,69.

"Kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,01% dan komoditas yang dominan yakni tarif angkutan udara dan tarif jalan tol masing-masing 0,01% dan yang menyumbang deflasi yakni bensin 0,01%," tutur Sasmito.

Sementara itu, kelompok yang mengalami penurunan indeks atau deflasi yakni kelompok sandang 0,23% atau terjadi penurunan indeks menjadi 110,04 pada November dari 110,29 di Oktober 2015.

Kelompok sandang memberikan andil deflasi sebesar 0,01% dan komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yakni emas perhiasan 0,03%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper