Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Rendah, BPS Sebut BI Punya Ruang Pelongaran Moneter

Sasmito menilai Bank Sentral memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate mengingat angka inflasi komponen inti pada November 2015 mengecil.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statitsik mencatat indeks harga konsumen pada November 2015 meningkat 0,21% dengan IHK sebesar 121,82.

Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2014 yang meningkat 1,5%.

Laju inflasi tahun kalender yakni dari Januari-November 2015 sebesar 2,37%. Tingkat inflasi tahun ke tahun yakni dari November 2015 terhadap November 2014 sebesar 4,89%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan inflasi tahun kalender ini untuk November merupakan yang terendah selama lima tahun.

Sementara itu, komponen inti pada November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,16% dengan tingkat inflasi komponen inti tahun kalender yakni Januari hingga November 2015 sebesar 3,72% dan tingkat komponen inti dari November 2015 ke November 2015 sebesar 4,77%.

"Inflasi year on year kita juga terendah sepanjang 2015 dan inflasi inti juga terendah sepanjang 2015. Inflasi inti 2015 lumayan membandel. Kita bersyukur saat ini sudah menurun di angka 4% ya. Ini membuka ruang pemerintah untuk melakukan kebijakan moneter, guna antisipasi mendatang," ujarnya di Gedung BPS, Selasa (1/12/2015).

Sasmito menilai inflasi inti yang rendah ini membuat Bank Sentral memiliki ruang pelonggaran kebijakan moneternya dengan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate.

Dia menambahkan dari 883 objek survei inflasi sekitar 600 lebih masuk dalam perhitungan inflasi komponen inti.

"Inflasi inti selama November turun menjadi 0,16% dibandingkan Oktober lalu yang mencapai 0,23%. Inflasi yang rendah ini membuka peluang ruang penurunan," ucapnya.

Menurut Sasmito, kebijakan penurunan BI Rate merupakan hak independen bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan tak dapat diintervensi oleh siapapun.

Bank sentral, lanjutnya, dalam mengambil kebijakan penetapan suku bunga pastinya memperhatikan faktor inflasi dan faktor-faktor lain serta dampaknya pada nilai tukar rupiah.

"BI sebagai lembaga independen pasti memperhatikan pergerakan inflasi dan lain-lainnya. Nah inflasi rendah, saya kira membuka peluang itu pasti ada perhitungan sendiri. Pengusaha dan pemerintah berharap BI menurunkan BI ratenya sehingga bisa mendorong pertumbuhan. Tapi BI juga pasti kalkulasi dampaknya terhadap nilai tukar," tutur Sasmito.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper