Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Riau 2016: BI Proyeksikan Pertumbuhan Capai 5,6%

Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Riau mencapai 5,6% pada tahun 2016 dengan digesanya proyek pembangunan infrastruktur.
Kota Pekanbaru, Riau, saat diselimuti kabut asap pekat, Senin (28/9/2015)./Antara
Kota Pekanbaru, Riau, saat diselimuti kabut asap pekat, Senin (28/9/2015)./Antara

Bisnis.com, PEKANBARU—Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Riau mencapai 5,6% pada tahun 2016 dengan digesanya proyek pembangunan infrastruktur.

Kepala Bank Indonesia Kantor Wilayah Riau Ismet Inono mengatakan pertumbuhan ekonomi akan lebih membaik dari pada tahun ini.

Kondisi perekonomian global sudah mulai membaik dan paket kebijakan ekonomi pemerintah pusat juga berjalan.

“Kami menghitung perekonomian Riau tumbuh 4,7% pada tahun ini. Jika melihat situasi, pertumbuhan ekonomi akan membaik tahun 2016,” katanya, Rabu (30/12/2015).

Dia menilai perekonomian Riau akan menunjukkan tren positif pada Kuartal II/2016.

Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur akan berjalan. Realisasi ABPD Riau juga diperkirakan akan berjalan dengan cepat mengingat APBD 2015 telah “ketok palu” beberapa waktu lalu.

“Penggelontoran APBD 2016 terhadap proyek infrastruktur akan membuat kredit konstruksi tumbuh 15%. Berjalannya proyek-proyek itu akan menyerap tenaga kerja dan perekonomian sektor lain,” kata Ismet.

Ismet meminta sinergitas dan transformasi ekonomi di segala sektor agar proyeksi itu tidak meleset.

Pemerintah diminta untuk mempercepat realisasi APBN dan APBD 2016 yang sudah disahkan Rp11,24 triliun, beberapa waktu lalu.

Kebijakan Paket ekonomi Jilid I-VI juga diharapkan dapat terealisasi sesuai ketentuan.

Selain itu, pengendalian inflasi diharapkan dapat berjalan dengan baik di sepanjang tahun 2016.

Bank Indonesia memproyeksikan inflasi berada di level -1% hinga 1%.

Kondisi perekonomian Riau sempat terpuruk pada 2015, akibat melemahnya perekonomian global.

Riau terlalu bergantung dengan komoditas impor minyak bumi dan gas dan komoditas sawit dan Cruide Palm Oil.

Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan pada pertengahan tahun juga membuat pereknomian lemah.

“Selain itu, APBD 2015 juga berjalan lambat. Kalau tahun ini, APBD Riau baru disahkan pertengahan tahun. Realisasinya hanya 40%,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan Pemerintah Provinsi Riau tengah mempercepat realisasi APBD 2015, khususnya untuk pembiayaan proyek pembangunan infratsruktur.

Riau tidak akan lagi bergantung pada sektor industri migas dan komoditi sawit tahun 2016 dan akan fokus kepada sektor lain untuk meningkatkan perekonomian.

“Selain mempercepat proyek pembangunan infrastruktur, Pemprov akan fokus kepada program pariwisata untuk meningkatkan perekonomian dan menghilangkan ketergantungan dari migas dan komoditi sawit,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper