Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPS: Pencadangan Bank Tak Sebesar Tahun Lalu

Seiring dengan optimisme perbaikan situasi ekonomi domestik tahun ini, beberapa bank tidak menaikkan pencadangannya sebesar tahun lalu.
Sebuah stiker keikutsertaan menjadi anggota Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tertempel di pintu masuk salah satu bank di Jakarta. /Bisnis.com
Sebuah stiker keikutsertaan menjadi anggota Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tertempel di pintu masuk salah satu bank di Jakarta. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Seiring dengan optimisme perbaikan situasi ekonomi domestik tahun ini, beberapa bank tidak menaikkan pencadangannya sebesar tahun lalu. Pada 2015 bank-bank mengalami kontraksi pertumbuhan laba yang salah satunya disumbang oleh biaya pencadangan kredit bermasalah.

Laporan Analisis Stabilitas dan Sistem Perbankan Kuartal IV/2015 yang diterbitkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan menunjukkan selama 6 bulan berturut-turut sektor perbankan mengalami kontraksi pertumbuhan laba sebesar 6,78% secara tahunan.

Salah satunya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menuturkan hingga akhir tahun lalu, laba bersih perseroan tidak mengalami pertumbuhan secara tahunan akibat pengalihan  laba sebagai pencadangan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi bank tetap sehat di tengah tren meningkatnya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Pada akhir Desember 2015, BNI mencatatkan laba senilai Rp9,1 triliun atau terkoreksi sebesar 15,9% secara year on year (y-o-y) dari Rp10,8 triliun.

"Kami berharap kondisi ekonomi lebih baik dari tahun sebelumnya. Kami juga sudah membentuk pencadangan yang besar di 2015, sehingga tahun ini enggak sebesar pencadangan tahun lalu," ujarnya di Jakarta, Senin (1/2/2016).

Dengan tidak menambah alokasi pada pencadangan pada tahun ini, Baiquni menyatakan emiten dengan ticker BBNI tersebut percaya diri laba bersih yang diraih perseroan sepanjang 2016 akan tumbuh double digit.

Terkait dengan coverage ratio perseroan, saat ini berada di level 140%. Mantan Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ini menyatakan pihaknya bakal meningkatkan coverage ratio secara bertahap hingga setara dengan bank-bank besar lainnya.

"Kami inginnya bertahap sampai beberapa tahun ke depan, sama lah dengan BRI dan Bank Mandiri yang sebesar 150%-nan," ujarnya.

Senada, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Budi Gunadi Sadikin menuturkan pihaknya tak akan menaikkan pencadangan yang besar pada tahun ini karena  pada tahun lalu perseroan telah memasukkan laba yang cukup besar ke pencadangan.

Dengan demikian, dirinya juga optimistis pertumbuhan laba dapat mencapai double digit.

Adapun, bank dengan logo pita emas ini akan menjaga coverage ratio di sekitar angka 150%. "Rata-rata perbankan itu 120%--130%. Tetapi, karena kami bank besar, kami di 150%."

Sepanjang tahun lalu, Budi menyebut emiten dengan kode saham BMRI ini menaikkan pencadangan dari Rp4 triliun pada 2014 menjadi Rp10 triliun, atau naik senilai Rp6 triliun. Padahal, biasanya setiap tahun Bank Mandiri hanya menyisihkan pencadangan sekitar Rp2 triliun.

Terkait dengan laba, perseroan memproyeksikan dapat meraih cuan antara Rp22 triliun hingga Rp23 triliun pada akhir Desember 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper