Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Pemerintah Berhasil Lewati Situasi Berat Tahun Lalu

Presiden Joko Widodo mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2015 yang mencapai 5,04% memberi keyakinan bagi kemajuan ekonomi bangsa.
Presiden Joko Widodo/Antara
Presiden Joko Widodo/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2015 yang mencapai 5,04% memberi keyakinan bagi kemajuan ekonomi bangsa.

"Alhamdulillah baru tadi pagi sudah diumumkan oleh Badan Pusat Statistik kita naik ke 5,04%. Ini menjadikan kita optimis, ini menjadikan kita modal berani menatap ke depan karena situasi-situasi yang sangat berat tahun kemarin bisa kita hadapi," kata Jokowi dalam sambutannya pada Musyawarah Kerja Nasional PKB di Balai Sidang Jakarta pada Jumat (5/2/2016) malam.

Jokowi mengakui kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 melambat, namun dia optimistis ekonomi Indonesia dapat bertahan di tengah krisis yang terjadi di negara lain.

Presiden menjelaskan Indonesia baru bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga menjadi 4,74% yang pada kuartal pertama dan kedua berturut-turut sebesar 4,73% dan 4,66%.

Kendati demikian, Presiden mengatakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan sejumlah negara lain pada 2015 seperti Brazil dan Rusia.

Selain itu, Presiden menjelaskan pemerintah akan segera mengambil keputusan untuk turut atau tidak bergabung kepada sejumlah forum ekonomi regional seperti TPP dari AS, RCEP dari China dan FTAEU dari Uni Eropa.

"Ini 'problem-problem' persaingan global yang sudah kita masuki di depan mata yang mau tidak mau harus kita hadapi," kata Jokowi.

Presiden menjelaskan sejumlah negara di Asia Tenggara telah bergabung kepada beberapa forum ekonomi regional tersebut di antaranya Malaysia dan Singapura.

Keuntungan yang didapat, tambah Jokowi, adalah produk lokal yang masuk ke negara-negara anggota forum tersebut tidak dikenai pajak yang tinggi. "Begitu kita tidak bergabung dengan mereka seperti TPP misalnya, barang kita yang masuk ke sana 'diblok'," kata Jokowi.

Untuk negara produsen yang tidak bergabung dan ingin mengirim produk di negara-negara anggota forum itu, maka perlu membayar pajak sebesar 15%-20%.

Untuk itu, tegas Presiden, Indonesia perlu meningkatkan fasilitas infrastruktur dan transportasi untuk memurahkan biaya logistik.

Selain itu, kualitas dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia juga perlu ditingkatkan melalui pelatihan memasukin Masyarakat Ekonomi Asean untuk mendongkrak ekonomi.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lapangan usaha industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar pada struktur perekonomian Indonesia yang sepanjang tahun 2015 tumbuh 4,79%.

Industri pengolahan berkontribusi menurut lapangan usaha sebesar 20,84% terhadap sumber pertumbuhan PDB.

Lapangan usaha lainnya yang memberikan kontribusi adalah pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 13,52% dan perdagangan besar eceran, reparasi mobil, sepeda motor 13,29%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper