Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI CHINA: IMF Yakini Tiongkok Tak Akan Hard Landing

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde mengatakan China bisa mengelola transisi pertumbuhan tanpa penurunan ekonomi secara tajam alias hard landing kendati masih menghadapi kesulitan dan volatilitas
Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde mengatakan China bisa mengelola transisi pertumbuhan tanpa penurunan ekonomi secara tajam alias hard landing kendati masih menghadapi kesulitan dan volatilitas.

China untuk terus mendorong reformasi berorientasi pasar salah satunya melalui reformasi BUMN.

Dia mengatakan pertumbuhan China yang lebih lambat dalam jangka pendek dapat memiliki efek spillover melalui perdagangan dan permintaan yang lebih rendah untuk komoditas.

Kendati demikian, dalam jangka panjang rebalancing China dari investasi untuk layanan dan konsumsi domestik akan memacu pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan baik China maupun dunia.

Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga mengingatkan pemerintah negara berkembang untuk mengganti arah perekonomian dan meningkatkan kebijakan belanja mereka, demi mencegah pelambatan ekonomi terus memburuk.

Menurut Lagarde, pelambatan di negara berkembang berpotensi mengganggu laju ekonomi negara maju dan meningkatkan gejolak ekonomi global.

“Andai tidak ada perubahan berarti di negara berkembang atau negara maju, maka jutaan orang miskin akan semakin sulit
ke luar dari jerat kemiskinan, dan harapan masyarakat kelas menengah pun akan semakin sulit dicapai,” katanya, saat memberikan
ceramah di Universitas Maryland, Kamis (3/2/2016).

Dia pun menyoroti kebijakan negara berkembang yang masih bergantung pada ekspor sektor komoditas dan energi. Pasalnya, harga komoditas, yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi negara berkembang, diperkirakan masih akan menurun tajam.

Kondisi tersebut berpotensi diperparah dengan kebijakan ekonomi China, yang bergeser dari berbasis industri menjadi konsumsi dan jasa. Hal tersebut tentu saja akan mengurangi laju konsumsi Negeri Panda tersebut pada komoditas dan energi.

Padahal, China adalah konsumen komoditas terbesar di dunia. Kendati demikian, dia mengapresiasi langkah pemerintah negara berkembang yang telah mengalihkan kebijakan ekonominya, kepada pendapatan nonkomoditas.

Pasalnya, dengan tanpa adanya perubahan kebijakan tersebut, ketimpangan pertumbuhan ekonomi dunia akan semakin besar.

Mantan Menteri Keuangan Prancis ini juga mengingatkan agar seluruh negara di dunia kompak untuk memper kuat jaring pengaman keuangan berskala global. Menurutnya, pelambatan dan peralihan poros ekonomi China masih berpotensi memberikan dampak negatif bagi pasar keuangan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Bisnis Indonesia Weekend (6/2/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper