Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Perbankan: Ramai-ramai Pangkas Bunga KPR

Pasca turunnya suku bunga acuan (BI Rate), sejumlah bank penyalur kredit kepemilikan rumah (KPR) juga beramai-ramai menurunkan suku bunga di sektor ini. Penurunan dilakukan secara bertahap.

Bisnis.com, JAKARTA--Pasca turunnya suku bunga acuan (BI Rate), sejumlah bank penyalur kredit kepemilikan rumah (KPR) juga beramai-ramai menurunkan suku bunga di sektor ini. Penurunan dilakukan secara bertahap.
 
Retail Banking Director PT Bank Permata Tbk. Bianto Surodjo mengatakan dengan turunnya suku bunga dasar kredit pihaknya langsung melakukan penyesuaian bunga produk pinjaman. Salah satu yang diutamakan adalah KPR.
 
"Kalau KPR kan kami punya produk yang cukup banyak dan proyeksinya berbeda-beda. Jadi turunnya tidak serentak. Baru ada beberapa yang kami turunkan 25 basis point," ujarnya belum lama ini.
                                                                                              
Hal serupa juga berlaku di  PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN). Direktur Utama BBTN Maryono mengatakan sebagai bank yang fokus di segmen kredit perumahan maka penurunan bunga KPR jadi prioritas.
 
Saat ini pihaknya tengah mengkaji penurunan tersebut. Tapi Maryono menargetkan suku bunga KPR di 2016 bisa turun hingga satu digit.
 
"Namun penurunannya bertahap," katanya usai paparan kinerja perseroan beberapa waktu lalu.
 
Rencananya BBTN akan menggelar pameran perumahan dalam rangka ulang tahun yang ke-66 tanggal 13 Februari mendatang. Di pameran tersebut akan diumumkan secara resmi suku bunga KPR BBTN.
 
Dalam pamflet yang sudah disebar, bunga KPR subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dipatok pada angka 5%. Sedangkan untuk non subsidi di angka 6,6%.
 
Lewat penurunan ini market share BBTN diharapkan bakal meningkat. BBTN saat ini menjadi pemimpin pangsa pasar kredit KPR sebesar 30,6% di sektor non subsidi. Sedangkan di FLPP BBTN menguasai 98% pasar.
 
BBTN sebagai pemimpin pasar memiliki suku bunga dasar kredit (SBDK) KPR sebesar 11,5%. Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk. yang memiliki pangsa pasar kedua di sektor KPR memiliki SBDK KPR 10,25%.
 
Di sisi lain, PT Bank Negara Indonesia Tbk., dan PT Mandiri Tbk. yang berada di posisi ketiga dan keempat pangsa pasar terbesar untuk KPR memiliki SBDK KPR 11%. Terakhir, PT CIMB Niaga Tbk. yang berada diurutan kelima memiliki SBDK KPR sebesar 11,5%.
 
Begitu pula dengan PT Bank ANZ Indonesia (ANZ) yang menggunakan acuan Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR). Head of Transaction Banking and Home Loan ANZ Jacking Wijaya mengatakan KPR ANZ merupakan KPR pertama di Indonesia yang menerapkan suku bunga transparan dengan acuan JIBOR dan menggunakan rumus yang diketahui nasabah dalam penentuan bunga mengambang.
 
"Per tanggal 6 Februari 2016 suku bunga dasar kredit KPR ANZ adalah 12,23%. Kami selalu rutin dalam periode tertentu melakukan kajian ulang terhadap suku bunga KPR kami," katanya.
 
Pada data statistik perbankan Indonesia di laman Bank Indonesia, per 31 Desember 2015 suku bunga KPR bank di Indonesia masih diatas dua digit. Namun pemerintah tengah melakukan kajian agar paling lambat akhir tahun depan seluruh suku bunga komersil bank bisa turun hinggasatu digit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper