Bisnis.com, JAKARTA -- Korporasi konstruksi milik negara, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengaku telah mengamankan kontrak baru bernilai besar untuk periode 2015-2017 berkat kehadiran proyek kereta ringan (light rail transit/LRT).
Dalam laporan tahunan 2015, manajemen emiten bersandi saham ADHI itu menyatakan faktor penunjukan perseroan sebagai pengembang LRT telah memberikan harapan positif terhadap pertumbuhan kinerja keuangan perseroan dalam jangka panjang.
“Direksi berpandangan bahwa berbagai faktor pendorong seperti proyek transportasi massal berbasis rel (light rail transit/LRT), besarnya proyek pemerintah di bidang infrastruktur dan kontrak baru akan menjadi faktor penguat pertumbuhan kinerja keuangan ADHI dalam jangka panjang,” tulis manajemen dalam laporan yang dipublikasikan pada Kamis (17/3/2016).
Pada 2016, perusahaan menargetkan kontrak baru bertambah Rp11,2 triliun atau menjadi Rp25,1 triliun dibandingkan dengan Rp13,9 triliun pada 2015. Sebesar 63% kontrak baru tersebut diperkirakan berasal dari proyek APBN, APBD dan BUMN.
Sebagai gambaran, pembangunan proyek LRT telah mulai dijalankan sejak groundbreaking pada September 2015, dan rencananya akan selesai serta siap beroperasi pada 2018.
Penyelenggaraan pembangunan proyek transportasi massal berbasis LRT tersebut juga mencakup pembangunan stasiun dan properti pendukungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel