Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Gas Negara (PGAS) Incar Pendapatan Tumbuh 10%

Korporasi milik negara, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. mengincar pertumbuhan pendapatan sebesar 10% pada 2016 dibandingkan dengan penjualan yang menurun pada 2015.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara
Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi milik negara, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. mengincar pertumbuhan pendapatan sebesar 10% pada 2016 dibandingkan dengan penjualan yang menurun pada 2015.
 
Manajemen emiten bersandi PGAS itu menyatakan apabila kondisi permintaan listrik dan industri kembali pulih maka penjualan gas bumi ditargetkan dapat meningkat hingga 8% dan pendapatan konsolidasi meningkat 10% pada 2016 dibandingkan dengan realisasi pada 2015.
 
Salah satu BUMN raksasa ini juga menyatakan, seiring dengan transformasi organisasi pengendalian biaya akan lebih optimal dengan diimplementasikannya sistem pengendalian anggaran yang lebih efisien.
 
Target manajemen tersebut juga disusun berdasarkan proyek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016. Menurut proyeksi Bank Dunia yang dikutip oleh perseroan, pertumbuhan itu diperkirakan mencapai 5,1% pada 2016 dibandingkan dengan realisasi 4,7% pada 2015.
 
Di tengah rendahnya harga minyak dunia dan harga beli LNG menjad lebih murah dibandingkan dengan harga beli gas konvensional, perseroan juga berencana membeli kargo gas alam cair (liquid natural gas/LNG) melalui FSRU Lampung lebih banyak pada 2016 dibandingkan dengan realisasi pada 2015.
 
Langkah tersebut ditempuh untuk memenuhi kebutuhan gas PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan industri di Jawa Barat, Lampung dan sekitarnya.
 
Direktur Pengusahaan PGN Jobi Trianada Hasjim mengatakan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah sejak 2015 bakal berdampak positif pada 2016 dan tahun-ahunw selanjutnya.
 
“PGN optimis penjualan gas PGN akan lebih baik dari realisasi tahun 2015 melalui penyerapan gas dari pelanggan eksisting PGN dari pertumbuhan pasar serta realisasi calon pelanggan baru di wilayah Jawa bagian Barat dan Jawa bagian Timur dan seluruh wilayah operasional PGN pada umumnya,” papar Jobi dalam laporan tahunan perseroan 2015.
 
Menurutnya, volume penjualan perseroan yang mengalami penurunan menjadi 802 mmscfd pada 2015 dibandingkan dengan 865 mmscfd pada 2014 disebabkan oleh kondisi perekonomian domestik dan global yang mengalami perlambatan.
 
Selain itu, sambungnya, penyebab lainnya adalah terjadinya penurunan permintaan komoditas serta produk industri di pasar internasional, penurunan penjualan ritel dan kegiatan komersial serta turunnya permintaan listrik.
 
“Semua hal tersebut membuat kegiatan produk industri dan produksi listrik berkurang sehingga penjualan gas PGN mengalami penurunan,” papar Jobi.
 
Seperti diketahui, pendapatan perusahaan mencapai US$3,07 miliar pada 2015 atau turun 9,7% dibandingkan dengan US$3,41 miliar pada 2014. Perusahaan membukukan laba operasi sebesar US$565,49 juta pada 2015.
 
Sementara itu, Direktur Teknologi dan Pengembangan PGN Djoko Saputro mengatakan perseroan berkomitmen untuk mendukung program konversi energi yang tengah digalakkan oleh pemerintah melalui pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan untuk perluasan jaringan distribusi.
 
 “Pada tahun 2016 PGN berencana untuk menambah sambungan  rumah tangga, melakukan pengembangan untuk gas for power, gas for vehicle, gas for marine, pembangunan mini LNG plant dan juga  penambahan SPBG,” tulis Djoko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper