Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor China Maret Dalam Dolar AS Naik 11,5%, Terpengaruh Faktor Musiman

Kinerja perdagangan China mematahkan prediksi yang dibuat sebelumnya seiring dengan performa ekspor yang berbalik menguat untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan terakhir.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

BEIJING— Kinerja perdagangan China mematahkan prediksi yang dibuat sebelumnya seiring dengan performa ekspor yang berbalik menguat untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan terakhir.

Hal ini menjadi bukti baru akan kestabilan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Data dari pihak bea cukai menunjukkan ekspor China dalam mata uang dolar AS pada Maret naik  11.5% dibandingkan kinerja pada tahun sebelumnya. Ini merupakan peningkatan ekspor pertama sejak Juni dan kenaikan ekspor terbesar sejak Februari 2015.

Namun, sejumlah ekonom memperingatkan faktor musiman dan efek inflasi memainkan peranan penting dalam peningkatan ekspor ini.

Data terbaru serta survei kegiatan manufaktur dan jasa di China mengisyaratkan adanya peningkatan tipis dalam skala ekonomi yang lebih luas yang tampaknya mempengaruhi para eksportir.

Sementara itu, angka impor China terus menurun kendati tidak sebesar yang diharapkan. Penurunan impor, berdasarkan mata uang dolar,  mencapai 7.6% didukung oleh koreksi impor tajam di segmen barang impor bebas pajak, rental, leasing serta beberapa alat.

Namun, analis mencatat adanya kenaikan impor mengejutkan dari Hong Kong sebesar 116% dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan data dari Administrasi Umum Bea Cukai China, tidak seimbangnya ekspor dan impor membuahkan surplus perdagangan senilai US$29,86 miliar pada Maret setelah sebelumnya diprediksi bahwa surplus akan mencapai US$30,85 miliar.

Ma Xiaoping, analis HSBC mengatakan bahwa surplus tersebut didorong oleh ekspor pada Maret yang sebenarnya merupakan pemenuhan permintaan dari bulan Februari. Ada pula faktoir inflasi tahun lalu.

“Saya kira kita harus fokus pada laju pertumbuhan impor yang lebih baik dari perkiraan. Hal ini berarti permintaan di dalam negeri juga sudah pulih didorong oleh investasi infrastruktur dan pemulihan sektor real estate,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/4/2016).

Sejumlah ekonom yang sebelumnya disurvei oleh Reuters memperkirakan ekspor Maret akan meningkat 2.5% setelah sempat jatuh 25.4% pada Februari yang merupakan performa ekspor terburuk sejak 2009. Sementara itu, impor diprediksi turun 10.2%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper