Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Investasi 2016, Pemprov Banten Bidik 2 Sektor Prioritas

Pemerintah Provinsi Banten melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPMPT0 berniat membidik dua sektor prioritas untuk menggenjot realisasi investasi pada tahun ini.
Sebuah pabrik petrokimia di kawasan industri Cilegon/Ilustrasi-Antara
Sebuah pabrik petrokimia di kawasan industri Cilegon/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, TANGERANG - Pemerintah Provinsi Banten melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPMPT0 berniat membidik dua sektor prioritas untuk menggenjot realisasi investasi pada tahun ini.

Pada tahun ini, Pemprov Banten menargetkan mampu meraup investasi hingga Rp14,1 triliun dengan rincian penanaman modal asing (PMA) Rp9,8 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp4 triliun.

“Dua sektor itu adalah agribisnis dan kelautan. Banten adalah provinsi dengan komoditas kelautan, pertanian, dan peternakan. Kami harus melakukan diversikasi sektor karena saat ini Banten terlalu bergantung dengan sektor industri dengan tingkat penyerapan tenaga kerja tidak banyak,” kata Kepala BKPMT Banten Babar Suharso kepada Bisnis, Minggu (1/5/2016).

Menurutnya, pihaknya tengah melakukan pembicaraan dengan investor asal Australia terkait kerja sama ekspor lobster dan penggemukan sapi. Khusus untuk penggemukan sapi, dirinya mengakui tata niaga dan mekanismenya sudah siap, sedangkan tata niaga untuk komoditas lobster masih belum siap.

Untuk itu, Pemprov Banten dan BKPMT berupaya menggenjot sektor-sektor prioritas misalnya agribisnis, kelautan atau pariwisata dengan menyediakan data detil terkait standar bisnis, tata niaga, hingga potensi komoditas tersebut untuk bisnis ekspor.

“Banyak investor yang berminat untuk menggarap kedua sektor ini. Apalagi, kedua sektor ini kebanyakan berada di kawasan selatan sehingga diharapkan mampu menjadi multiplier effect bagi ekonomi sekitar,” jelasnya.

Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada kuartal I/2016, jumlah PMA dan PMDN di Banten melonjak masing-masing 83% (US$900,7 juta) dan 436% (Rp4,3 triliun) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun, sektor yang mendominasi investasi Banten antara lain industri kimia, logam, bahan makanan, dan energi. Jika dilihat dari sebaran investasinya, Kabupaten Tangerang menempati peringkat pertama sebagai penerima investasi terbanyak, diikuti dengan Kabupaten Serang. Sebaliknya, posisi paling buncit ditempati oleh Kabupaten Pandeglang.

Sementara itu, negara asal investor di Banten dalam peringkat tiga besar yakni dipimpin oleh Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Kendati demikian, secara umum, dirinya menjelaskan investor yang paling banyak berinvestasi berasal dari China. “ Karena mereka [China] punya kantor cabang di Singapura yang khusus bertanggung jawab untuk bisnis di Asia Tenggara,” tambahnya.

Pada kuartal mendatang, Babar optimistis mampu meraup realisasi investasi hingga dua kali lipat karena sejumlah kemudahan berbisnis sudah ditawarkan oleh pemerintah pusat kepada para pengusaha. “Kuartal I/2016, sudah ada 600 izin yang kami keluarkan. Jumlah itu akan bertambah signifikan mendatang,” katanya.

Apalagi, ungkapnya, pemerintah sudah merilis kebijakan kemudahan investasi langsung konstruksi (Klik) di sembilan kawasan industri. Khusus di Banten, Program Klik akan diimplemantasikan di tiga kawasan industri yakni Modern Cikande Industrial Estate, Kawasan Industru Terpadu Wilmar, dan Kawasan Krakatau Industrial Estate Cilegon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper