Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulit Terealisasi, Target 1 Juta Ha Asuransi Usaha Tani Padi

Target satu juta hektar dalam implementasi program nasional asuransi usaha tani padi dinilai sulit terealisasi.
Petani memanen padi dalam panen perdana, Selasa (27/10/2015) di lahan seluas 10,07 Ha di Subak? Pulagan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar./Bisnis.com-Feri Kristianto
Petani memanen padi dalam panen perdana, Selasa (27/10/2015) di lahan seluas 10,07 Ha di Subak? Pulagan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar./Bisnis.com-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA - Target satu juta hektare dalam implementasi program nasional asuransi usaha tani padi dinilai sulit terealisasi.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Firdaus Djaelani mengungkapkan, keraguannya terkait pemenuhan target produk asuransi yang dipatok seluas satu juta hektare pada tahun pertamanya ini.

“Asuransi usaha tani padi jalan terus dengan target satu juta hektar. Tapi, rasanya sulit tercapai,” ujarnya, Senin (2/5/2016).

Menurut Firdaus, sejak mulai diperkenalkan pada Oktober 2015 hingga berakhirnya musim tanam pada awal tahun ini asuransi usaha tani padi baru melindungi sekitar 40% dari target luas lahan. Realisasi itu dinilai masih minim mengingat besarnya potensi pasar yang ada.

Firdaus menyoroti sosialisasi produk yang masih belum sesuai harapan. Dengan kendala tersebut, ujarnya, pemasaran produk itu pun belum bisa dilaksanakan di seluruh wilayah yang dicanangkan.

Sebagai informasi, program asuransi yang didorong pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, dan OJK itu mulai dijalankan di 16 provinsi dan 17 kabupaten.

Besar Premi

Dengan harga premi Rp180.000/ha, yakni 80% disubsidi pemerintah dan sisanya senilai Rp36.000 ditanggung petani, produk asuransi khusus itu memberikan pertanggungan senilai Rp6 juta/ha.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo ditunjuk sebagai satu-satunya pelaksana program tersebut.

“Uji coba di semua provinsi belum bisa karena masalah sosialisasinya. Jasindo juga kekurangan aparat, sehingga dibantu dinas pertanian di daerah dan bahkan kita minta bantuan babinsa.”

Firdaus menilai, otoritas juga tengah menjajaki usulan pemerintah daerah yang ingin menanggung pembayaran sebesar 20% dari premi asuransi tersebut. Dengan demikian, jelasnya, para petani mendapat total subsidi hingga 100% untuk tahap awal implementasinya.

Selain itu, dia berharap pada musim tanam berikutnya sosialisasi produk tersebut dapat kembali digencarkan guna mendorong pemenuhan target asuransi usaha tani padi.

“Memang ada beberapa bupati usulkan, bila perlu biaya premi yang 20% itu dibayarkan pemda,” ungkapnya.

Adapun, Jasindo hingga akhir tahun lalu pihaknya telah berhasil menjamin sekitar 266.000 ha lahan padi.

Perusahaan asuransi umum pelat merah itu pun  tercatat telah membayarkan total klaim senilai Rp16 miliar yang diberikan bagi sekitar 2.667 ha lahan pertanian padi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper