Bisnis.com, SYDNEY – Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke level rendah terbaru hari ini.
Pada pertemuan yang dilangsungkan hari ini, Selasa (3/5/2016), RBA memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% atau 25 bps ke 1,75%, seperti yang diprediksi oleh 12 dari 27 ekonom sebelumnya.
Pemangkasan suku bunga bertujuan melawan munculnya disinflasi yang melanda dunia dan membatasi penguatan mata uang yang dapat menyulitkan transisi ekonomi. RBA membutuhkan nilai tukar yang lebih rendah untuk memulai kebangkitan di industri selain pertambangan.
"Inflasi telah cukup rendah untuk beberapa waktu dan data terakhir secara tidak terduga juga menurun," ujar Gubernur RBA Glenn Stevens dalam keterangannya, seperti dikutip Bloomberg hari ini. "Hasil ini, bersama dengan kelanjutan pertumbuhan yang lemah dalam biaya tenaga kerja dan tekanan biaya yang sangat rendah di tempat lain di dunia, menunjukkan ke prospek yang lebih rendah untuk inflasi dari perkiraan sebelumnya."
Mata uang dolar Australia telah menguat sebesar 15% sejak pertengahan Januari dan cenderung menahan harga impor lebih lanjut di Australia.
Dolar Australia melemah pasca pengumuman keputusan, diperdagangkan di level US$75,66 sen pada pukul 15.00 waktu Sydney, dari setinggi US$77,19 sen pada awal perdagangan.
Sementara itu, mata uang yen Jepang bergerak melampaui 106 yen per dolar, penguatan tertinggi sejak Oktober 2014, dan menekan indeks dolar AS ke tingkat terendahnya selama hampir setahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel