Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KERJA SAMA IRAN & RI: Iran Targetkan Nilai Transaksi Perdagangan Capai US$5 Miliar

Setelah pencabutan sanksi ekonomi, Iran menargetkan transaksi perdagangan dengan Indonesia meningkat menjadi US$5 miliar dalam jangka menengah
Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA- Setelah pencabutan sanksi ekonomi, Iran menargetkan transaksi perdagangan dengan Indonesia meningkat menjadi US$5 miliar dalam jangka menengah.

Berbagai sanksi internasional terhadap Iran dicabut pada Januari 2016, setelah negara itu memenuhi kewajiban sesuai kesepakatan nuklir dengan sekelompok negara.

Menteri Ekonomi dan Keuangan Iran Ali Tayeb Nia menyampaikan sanksi ekonomi itu telah menyebabkan hubungan kedua negara menurun.

Ke depan, dia berambisi meningkatkan transaksi perdagangan antara kedua negara melonjak menjadi US$2 miliar dalam jangka pendek, atau setara dengan nilai transaksi sebelum sanksi diberlakukan.

"Kami beranggapan dan yakin dapat meningkatkan nilai perdagangan hingga US$5 miliar dalam jangka menengah," sebutnya usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Kamis(19/5/2016).

Menurut dia, kedua pihak dapat memperluas kerja sama di sektor perdagangan, terutama komoditas minyak dan gas. Dari sisi sektor industri, kerja sama dapat dijalin untuk sejumlah proyek, seperti pembangunan pembangkit listrik, bendungan, industri petrokimia, serta pengadaptasian teknologi canggih nano dan bio.

"Dapat pula bekerja sama bidang jasa keinsinyutan. Kami melihat tak ada keterbatasan apapun untuk memperluas hubungan ekonomi dengan Indonesia," tuturnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menambahkan, selain kerja sama bidang perdagangan Migas dan industri, kedua negara berniat memperbaiki hubungan kerja sama di bidang perbankan meski belum ada rencana konkret terkait pendirian bank Iran di Indonesia.

Dalam pemberitaan sebelumnya, pemerintah Iran menyatakan kesiapan untuk memasok minyak mentah sebanyak 200.000 barel per hari ke Indonesia setelah pencabutan sanksi internasional.

Pemerintah Iran menargetkan jumlah ekspor minyak mentah pascapencabutan sanksi meningkat menjadi 2,5 juta barel per hari atau lebih tinggi dari volume ekspor ketika sanksi berlaku, yakni 1 juta barel per hari.

Usai pencabutan sanksi internasional tersebut, Indonesia menjajaki kerja sama dengan Iran terkait minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan.
Januari 2016 lalu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengumumkan pencabutan sanksi ekonomi sesuai dengan kesepakatan karena Iran dianggap sudah memenuhi komitmennya.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengatakan Iran telah merampungkan segala langkah yang diperlukan untuk menerapkan kesepakatan nuklir.

Kesepakatan nuklir ini dicapai antara Iran dan kelompok negara yang disebut P5 + 1, terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina dan Rusia ditambah Jerman pada Juli tahun lalu. Berdasarkan kesepakatan, Iran harus memangkas jumlah sentrifugal dan membongkar reaktor air berat di dekat kota Arak, karena keduanya dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper