Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan BI Rate Tak Berubah

Keputusan Bank Indonesia tidak mengubah BI Rate atau tetap di level 6,75% lebih banyak dipengaruhi risiko eksternal yang meningkat.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan Bank Indonesia tidak mengubah BI Rate atau tetap di level 6,75% lebih banyak dipengaruhi risiko eksternal yang meningkat.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Dzulfian Syafrian menilai, faktor risiko kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve--The Fed--paling mempengaruhi keputusan BI yang tidak mengubah BI Rate.

Hasil rapat Minutes of Meeting (MoM) para petinggi The Fed yang dilakukan pada 26 hingga 27 April 2016 telah dirilis. Dokumen tersebut menunjukkan masih ada kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga pada Juni 2016.

Seperti diketahui, The Fed terakhir kali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember tahun lalu. Kenaikan ini menjadi yang pertama kalinya dalam satu dekade terakhir.

"Tidak lama setelah hasil rapat ini dikeluarkan, dolar AS mengalami penguatan, sedangkan pasar saham Amerika dan emas mengalami penurunan," katanya kepada Bisnis, Jumat (20/5/2016).

Selain itu, BI tidak mengubah suku bunga acuan karena ketidakpastian perekonomian global yang meningkat. Hal ini disebabkan memanasnya isu Inggris keluar dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Britain Exits atau Brexit. Inggris akan mengadakan pemilu untuk menentukan keputusan ini pada 23 Juni 2016.

"Isu Brexit ini menjadi perhatian negara-negara di dunia khususnya Eropa dan AS," jelasnya.

Terakhir, Dzulfian menduga kebingungan pasar atas kebijakan China terhadap nilai tukar menjadi alasan BI tidak mengubah BI Rate. Seperti diketahui, nilai tukar menjadi senjata utama dalam perekonomian China.

Sebelumnya, China telah mendevaluasi mata uang Reinmimbi agar ekspor mereka lebih kompetitif. China merupakan negara pengekspor terbesar di dunia sehingga kebijakan nilai tukar mereka akan berdampak pada perekonomian global.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fauzul Muna
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper