Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENANAMAN MODAL: Capaian Investasi Kalbar Turun

Kendati pencapaian realisasi investasi di Kalimantan Barat pada kuartal I/2016 mencapai Rp4,32 triliun, melewati target nasional yakni sebesar Rp4,12 triliun. Namun, secara keseluruhan target tahun ini jauh dari capaian realisasi investasi 2015 yang mencapai Rp22,84 triliun.
Ilustrasi investasi/coastalinvestment.ae
Ilustrasi investasi/coastalinvestment.ae

Bisnis.com, PONTIANAK – Kendati pencapaian realisasi investasi di Kalimantan Barat pada kuartal I/2016 mencapai Rp4,32 triliun, melewati target nasional yakni sebesar Rp4,12 triliun, secara keseluruhan target tahun ini jauh dari capaian realisasi investasi 2015 yang mencapai Rp22,84 triliun.

Asisten II Bidang Perekonomian Setda Kalbar Lensus Kandri mengatakan, situasi perekomian global yang masih lesu membuat pemodal seperti perkebunan dan pertambangan menunda untuk merealisasikan investasinya di Kalbar. Kedua sektor itu merupakan andalan investasi besar di provinsi ini.

“Itu benar [capaian realisasi tidak tercapai], belum ada tanda-tanda investor [besar] ingin menanamkan lagi modalnya di Kalbar. Penyebabnya, situasi ekonomi dunia belum membaik. Target nasional untuk Kalbar tahun ini Rp16,49 triliun ,” kata Lensus kepada Bisnis, Rabu (25/5/2016).

Dia menyebutkan ada dua perusahaan yang menyatakan penundaan menanamkan modalnya ke Kalbar PT Borneo Alumindo Prima di Ketapang dan PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten keduanya bergerak di sektor industri mineral nonlogam (smelter).

“Keduanya, tinggal proses perizinan di kabupaten dan provinsi kalau sudah selesai perizinan tinggal mendorong dilaksanakan operasional. Sekarang ini kabarnya, masalah lahan clean and clear sudah tidak ada masalah tinggal semua masalah perizinan,” tuturnya.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kalbar Sri Jumiadatin mengutarakan tidak terlampaunya realisasi pada 2016 terhadap 2015 disebabkan juga sebagian besar potensi penyumbang realisasi investasi di bidang perkebunan sudah hampir pada tahap produksi komersial.

“Sehingga nilai sumbangannya terhadap realisasi investasi Kalbar juga tidak terlalu besar kecuali perusahaan melakukan hilirisasi terhadap produk yang dihasilkan,” tuturnya.

Sementara, kata dia, untuk perusahaan smelter alumina yaitu, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) penyumbang terbesar nilai realisasi investasi Kalbar mencapai 24% dari nilai realisasi 2015 atau seniali Rp5,48 triliun itu tahap pertama. Sementara tahap berikutnya, sudah selesai.

Saat ini, penyumbang capaian realisasi masih dominan oleh Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp2,26 triliun berikutnya, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tereaslisasi sebesar Rp2,06 triliun.

Untuk PMA Realisasi proyek investasi yang tercatat didominasi oleh sektor perkebunan sebanyak 35 proyek dengan nilai Rp704 miliar, industri makanan sebanyak 29 proyek dengan nilai Rp115 miliar.

Berikutnya, sektor pertambangan sebanyak 12 proyek senilai Rp896 miliar dan sisanya di sektor perkantoran, perikanan, kehutanan, industri logam dasar, industri mineral non logam, listrik gas dan air minum, hotel dan restoran, angkutan, gudang dan Telkom, dan perumahan.

Adapun, bagi PMDN paling besar dari sektor perkebunan senilai Rp1,1 triliun dengan 16 proyek, sektor makanan sebanyak 16 proyek senilai Rp967 miliar, sektor industri kayu sebanyak 1 proyek senilai Rp106 miliar dan sisanya di peternakan, pertambangan, industri kimia, industri logam dasar dan mineral non logam, dan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper