Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM: Sejumlah Investor China Incar 4 Sektor Utama di Indonesia

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengidentifikasi minat sejumlah perusahaan di Qingdao, Tiongkok, di empat sektor utama investasi di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani./JIBI-Dedi Gunawan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengidentifikasi minat sejumlah perusahaan di Qingdao, Tiongkok, di empat sektor utama investasi di Indonesia.

"Dalam pertemuan kemarin, tercatat yang hadir adalah perusahaan di bidang smelter, 'electronic appliances', infrastruktur dan industri minuman. Empat bidang usaha ini memang banyak masuk dari China," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Franky menuturkan untuk investasi di bidang smelter, ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan China sudah mulai terlihat sejak beberapa tahun terakhir.

"Terutama tahun lalu, mereka gencar merealisasikan investasinya ditandai dengan geliat investasi di beberapa konstruksi perusahaan smelter yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh investor China. Di Qingdao ada beberapa perusahaan di bidang smelter yang ingin masuk," jelasnya.

Untuk sektor "electronic appliances" dan industri minuman yang tergolong padat karya dan barang konsumsi, menurut Franky, juga banyak perusahaan yang menyampaikan minatnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Perusahaan melihat biaya tenaga kerja yang kompetitif serta pasar Indonesia yang besar. Namun demikian, saya mengingatkan kepada mereka agar dapat memiliki jaringan distribusi yang baik," katanya.

Sementara di bidang infrastruktur, perusahaan-perusahaan yang masuk dari China adalah perusahaan-perusahaan berskala besar, beberapa di antaranya adalah BUMN yang memiliki kemampuan untuk menanamkan modal dengan belanja modal besar.

"Karakteristik infrastruktur adalah padat modal, beberapa perusahaan China sudah masuk di sektor ini termasuk transportasi, listrik, dan pelabuhan. Di Qingdao kemarin, saya bertemu secara khusus dengan ada beberapa perusahaan terkait infrastruktur di antaranya perusahaan pembiayaan infrastruktur, perusahaan konstruksi (kontraktor), industri pengolahan besi dan baja dasar serta pelabuhan," jelasnya.

BKPM menggelar "roadshow" pemasaran investasi ke 10 provinsi di China. Untuk kegiatan pemasaran investasi ke negeri tirai bambu kali ini direncanakan dilakukan di tiga kota tujuan, yakni Qingdao (Provinsi Shandong), Hangzhou (Provinsi Zhejiang), dan Shanghai.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan di Qingdao kemarin, turut hadir Duta Besar Republik Indonesia untuk China Soegeng Rahardjo, CPC Committee Secretary Li Qun, Minister Counselor for Economic and Commercial, Embassy of People's Republic of China in Jakarta Wang Liping serta Walikota Qingdao Zhang Xinqi.

China merupakan salah satu sumber investasi utama bagi Indonesia dengan realisasi investasi sebesar US$ 2,6 miliar  sejak  2010 terutama di sektor infrastruktur, industri logam, mesin, dan elektronik.

Sejak 2010, tercatat US$52,3 miliar  komitmen investasi asal China yang terdaftar di BKPM.

Dari data yang dimiliki oleh BKPM, periode triwulan pertama tahun 2016, realisasi dari China mencapai US$464 juta  terdiri dari 339 proyek dan menyerap tenaga kerja 10.167 tenaga kerja.

Posisi China berada di peringkat keempat setelah Singapura, Jepang dan Hong Kong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper