Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Repo Rate: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan

Bank Indonesia pada 19 Agustus 2016 akan menggunakan 7-daya (Reverse) Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan baru. Transaksi repo diyakini dapat membuat transmisi kebijakan moneter BI lebih efektif. Selain itu, berkembangnya transaksi repo akan baik memperkuat stabilitas sistem keuangan.
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia pada 19 Agustus 2016 akan menggunakan 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan baru. Transaksi repo diyakini dapat membuat transmisi kebijakan moneter BI lebih efektif. Selain itu, berkembangnya transaksi repo akan baik memperkuat stabilitas sistem keuangan.

Berikut wawancara Bisnis.com dengan Kepala Departemen Pengembangan Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsah, akhir pekan lalu.

Apa yang meyakini BI bahwa repo akan lebih efektif dalam mentransmisikan kebijakan moneter?

Risiko sistemik biasanya terjadi dipasar uang dimana pasarnya itu unsecured misalnya Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Repo itu kan sebenarnya transaksi pinjam meminjam tapi berbasis agunan.

Pertama itu akan membuat risiko sistemik menjadi minimal, tidak menghilangkan tapi akan diminimalkan. Jadi akan memperkuat stabilitas sistem keuangan. Pada saat krisis keuangan terjadi yang bertahan itu adalah pasar repo. Pasar yang lain collapse, pasar repo yang bisa bertahan.

Kedua, itu menjadi best practice internasional. Repo itu menjadi jalur transmisi kebijakan moneter, makanya BI akan menggunakan 7-day repo sebagai policy rate. Transaksi repo memerlukan proses administrasi yang lebih komprehensif dibandingkan dengan transaksi swap yang dilakukan oleh perbankan selama ini.

Bagaimana kebijakan suku bunga ini diterjemahkan oleh pasar?

Nanti policy rate ini akan diterjemahkan secara operasional ke dalam bentuk overnight rate yang akan dijaga disekitar 7-day repo. BI jaga supaya ada transaksi repo dengan bank menggunakan instrumen repo, sebab kalau tidak, nanti yang terjadi bank dengan BI nanti, bukan bank dengan pelaku pasar lain.

Padahal kan sebenarnya pasar itu perlu berkembang dengan cara bertranskasi di antara mereka, bukan dengan bank sentral. Bank sentral itu fungsinya lebih menjaga agar suku bunga overnight sebagai sasaran operasional kebijakan moneter itu bergerak disekitar 7-day repo.

BI lebih untuk memanajemen likuiditas dan memberi sinyal kepada pasar uang sehingga BI juga berkepentingan terhadap berkembangnya pasar repo, selain untuk menjaga stabilitas sistem keuangan juga untuk menjaga transmisi kebijakan moneter menjadi efektif.

Jadi transmisi kebijakan moneter itu adalah BI mempengaruhi suku bunga jangka pendek sehingga 7-day repo ini nantinya bisa berpengaruh ke suku bunga jangka panjang. Bank sentral kan tidak punya kendali langsung ke suku bunga 20 tahun dan 30 tahun, itu enggak bisa. Tapi lebih kepada suku bunga jangka pendek tetapi akan ditangkap oleh market.

Bagaimana langkah BI untuk menambah gairah transaksi repo?

Dengan mempengaruhi ekspektasi pelaku pasar terhadap pertumbuhan dan inflasi. Semakin kredible policy rate itu akan semakin mempengaruhi ekspektasi pasar ke depan.

Berapa jumlah transaksi repo saat ini?

Sekarang sudah sampai Rp1,6 triliun per hari. Saya perkirakan dalam dua ke depan bisa Rp2 triliun.

Bagaimana BI menanggapi peningkatan angka transaksi repo yang semakin besar setiap harinya?

Tentu semakin besar volume transaksi repo akan semakin bagus karena akan membuat transmisi kebijakan moneter lebih efektif, kalau pasarnya besar. Kalau pasarnya besar akan mempengaruhi pasar uang lainnya.

Transaksi repo ini akan juga selain menjaga stabilitas moneter, dan menjaga stabilitas sistem keuangan juga akan membuat pasar obligasi menjadi lebih aktif. Misalnya, kalau saya punya obligasi kemudian saya ingin butuh dana, tetapi saya tidak ingin menjual kan saya bisa repo-kan.

Kemudian juga transaksi pengelolaan likuiditas oleh pelaku pasar lebih fleksibel. Jadi kalau misalnya Anda kasih ke saya likuiditas, Anda kasih ke saya surat berharga, lalu di tengah jalan Anda butuh likuiditas, itu bisa direpokan lagi ke tempat lain. Jadi membuat pengelolaan likuiditas jadi lebih fleksibel daripada tanpa agunan. Kalau sudah tanpa agunan, mati stop.

Bank-bank besar yang selama ini enggan memberikan pinjaman ke bank kecil, sekarang bisa memberikan pinjaman ke bank kecil. Kenapa berani meminjamkan, karena ada agunan. Kalau bank itu collapse, saya sudah pegang agunannya. Tentunya bank kecilnya harus punya surat berharga untuk dijaminkan.

Di antara PUAB, Repo dan FX Swap, mana yang saat ini lebih banyak digunakan?

Masih di PUAB. PUAB itu per hari masih Rp13,5 triliun dan sebagian besar sekitar 40% di PUAB overnight, sisanya menyebar.

Repo itu kebanyakan 1 minggu sampai 3 bulan, kebanyakan di 1 minggu - 1 bulan, tapi memang pernah ada yang 3 bulan. FX Swap itu bisa dari overnight, itu bisa dilakukan dari overnight sampai 12 bulan. Kebanyakan FX Swap itu banyak diilakukan oleh kantor cabang bank asing karena naturenya memang ditransaksi valas.

Ke depan, apakah ada instrumen lain yang tengah dikembangkan Bank sentral?

BI sekarang sedang menggodok aturan, BI akan menerbitkan PBI pasar uang untuk menegaskan Bank Indonesia adalah otoritas yang mengatur transaksi di pasar uang.
PBI ini akan mencakup pertama cakupan kewenangan BI di pasar uang, kemudian pelaku pasar dan lembaga pendukungnya, instrumen pasar uangnya, transaksi di pasar uangnya, kemudian prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, infrastrukturnya, dan pelaksanaan pelaporan dan pengenaan sanksi.

Itu pokok-pokok yang akan diatur di PBI pasar uang. Tapi ini sebagai payung, bukan mengatur secara spesifik instrumen. Ini lebih kepada payung dimana mengatur kewenangan BI dipasar uang.

Kapan terbitnya PBI pasar uang?

Tahun ini akan diterbitkan, tapi kapan waktunya saya belum bisa bilang, sekitar triwulan ketiga. Nantinya dari PBI pasar uang itu BI akan membentuk lagi PBI pasar uang terkait instrumen, yang terkait dengan kelembagaan, transaksi, infrastruktur di pasar uang. Nantinya akan ada PBI Negotiable Certificate of Deposit, PBI commecial bank, dan lain-lain

Terkait hedging, bagaimana perkembangan korporasi dalam menggunakan prinsip kehati-hatian pengelolaan utang luar negeri?

Ini kan, pertama, kalau melihat dinamika global dimana perkembangan currency sangat tidak pasti, itu  menjadi penting bagi pelaku pasar melakukan hedging.

Kedua, dengan peraturan prinsip kehati-hatian berarti korporasi harus mengikuti dengan prinsip kehati-hatian. Di PBI dikatakan 2017 harus di bank domestik, artinya penting pasar hedging di domestik itu harus berkembang. Sekarang masih diperbolehkan bank-bank korporasi yang hedging bisa di luar. Tapi, 2017, harus di bank domestik.

Berarti kapasitas bank-bank domestik harus lebih besar dalam menyerap itu dengan biaya yang cukup efisien. Kalau hedging mahal juga memberatkan sektor korporasi.

Makanya, BI sedang melakukan kajian bagaimana membuat biaya hedging lebih murah sama dengan misalnya kalau korporasi sekarang ini banyak yang keluar. Jadi BI sedang membuat kajian bagaimana biaya hedging lebih murah dilakukan di bank-bank domestik.

Juga harus bank-bank domestik didorong lebih siap kalau nanti permintaan hedging akan meningkat di 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper