Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi: Kelompok Pebisnis Diminta Harmonisasi Sektor Usaha

Kelompok pengusaha diminta melakukan harmonisasi dan pengelompokan usaha demi mendukung upaya pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Wakil Presiden Jusuf Kalla/Bisnis.com
Wakil Presiden Jusuf Kalla/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok pengusaha diminta melakukan harmonisasi dan pengelompokan usaha demi mendukung upaya pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta para pebisnis bekerja sama dengan pemerintah melalui harmonisasi sektor usaha yang digelutinya. Dia menyarankan pengusaha agar tidak berkonsentrasi di sektor utama yang dianggap menguntungkan, melainkan membagi peluang demi mendorong laju ekonomi.

Dia menggambarkan, banyak pengusaha hanya bergelut di sektor properti atau pertambangan. Ketika sektor yang dianggap utama itu mengalami penurunan kinerja, maka bukan hanya pengusaha yang merugi, tetapi sektor perbankan juga terdampak dengan mengalami kredit macet. Pada akhirnya merambat ke berbagai komponen ekonomi lain.

“Kenapa bertumpu semua di bidang itu? Mari semua pengusaha membagi kemungkinan-kemungkinan. Kadin-lah yang harus memberikan upaya suatu harmonisasi atau pengelompokan,” ungkapnya dalam Dialog Ekonomi dan Buka Puasa Bersama Dunia Usaha Indonesia yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Jakarta, Selasa(28/6/2016).

Kalla mengakui, ekonomi nasional mengalami kondisi yang kurang menyenangkan dalam sat bulan terakhir. Di saat harga komoditas masih mengalami penurunan, harga pangan justru merambat naik. Hal itu memicu kenaikan pengeluaran, sementara penerimaan negara yang berasal dari komponen pajak menyusut drastis.

Saat ini, paparnya, pemerintah telah mengupayakan perbaikan melalui 12 paket kebijakan ekonomi yang diklasifikasikan secara sektoral agar lebih jelas.

Selanjutnya, pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan diakui Kalla sepakat meringankan beban pengusaha dengan melakukan efisiensi sistem perbankan, yakni menurunkan tingkat bunga kredit agar lebih bersaing dengan negara-negara di Asia. Hal itu diupayakan demi meningkatkan produktifitas sektor riil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper