Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TAX AMNESTY BERLAKU 1 JULI: BI Siap Jaga Stabilitas Kurs

Bank Indonesia siap menjaga stabilitas nilai tukar mata uang rupiah pada saat repatriasi dana dari pengampunan pajak masuk ke dalam negeri.
BI siap jaga pergerakan kurs./.
BI siap jaga pergerakan kurs./.

Bisnis.com, Jakarta—Bank Indonesia siap menjaga stabilitas nilai tukar mata uang rupiah pada saat repatriasi dana dari pengampunan pajak masuk ke dalam negeri.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan kurs harus menggambarkan fundamental ekononomi, inflasi, dan neraca perdagangan. Namun, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan defisit sehingga memerlukan kurs yang relatif kompetitif agar ekspor manufaktur dapat bersaing di tingkat global.

Dia meyakini masuknya dana repatriasi dari pengampunan pajak akan besar di pasar keuangan dalam bentuk valuta asing. Ketika dana itu menjadi rupiah secara otomatis akan ada penguatan rupiah. Cadangan devisa juga akan menanjak seiring mengalirnya dana repatriasi.

Pada kurs tengah BI, rupiah berada  di posisi Rp13.172 per dolar AS, Jumat (1/7/2016) siang atau terapresiasi 0,06% atau 8 poin dari posisi Rp13.180 per dolar hari sebelumnya.

“Kalau ada modal masuk saat ini dari luar negeri itu belum terkait realisasi tax amnesty, itu baru antisispasi. Pelaku pasar keuangan menyambut tax amnesty sehingga mereka masuk. Nanti, dari 1 Juli sampai ke depan Maret 2017, baru kita lihat realisasi dari tax amnesty,” katanya, di Jakarta, Jumat (1/7/2016).

Sementara itu di faktor eksternal, dia menilai ekonomi global juga belum membaik, bahkan AS cenderung merevisi target pertumbuhannya ke bawah sedangkan China dan Eropa juga melemah. Rendahnya pertumbuhan kredit perbankan masih dipengaruhi oleh faktor global.

Dia berharap pada semester dua, anggaran pemerintah lebih cair dibandingkan semester pertama tahun. Di sisi lain, pelonggaran moneter yang dilakukan BI memerlukan waktu realisasi di sektor riil hingga enam bulan.

“Kita ketergantungan terhadap luar negeri besar sekali. Jadi kalau ada pelemahan dalam negeri itu, faktor dari eksternal memang besar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper