Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Tinggi, KPPU Awasi Industri Keuangan Indonesia

Komisi Pengawas Persaingan Usaha akan memantau dan mengawasi industri keuangan Indonesia, terutama persaingan di sektor perbankan. Langkah ini merupakan bentuk pengawasan KPPU terhadap suku bunga kredit perbankan agar tidak terlampau tinggi.

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha akan memantau dan mengawasi industri keuangan Indonesia, terutama persaingan di sektor perbankan. Langkah ini merupakan bentuk pengawasan KPPU terhadap suku bunga kredit perbankan agar tidak terlampau tinggi.

Pasalnya KPPU menilai suku bunga kredit bank masih bertengger di dua digit, atau di atas 10%. Angka itu termasuk tinggi apabila dibandingkan dengan suku bunga kredit di negara kawasan Asean lainnya. Thailand, misalnya, mematok suku bunga kredit pada angka 7%.

Ketua KPPU M. Syarkawi Rauf mengatakan salah satu penyebab tingginya suku bunga kredit di Indonesia adalah struktur pasar perbankan di Indonesia yang sangat terkonsentrasi.

Paling tidak, terdapat empat bank raksasa yang menguasai 50% aset perbankan di negeri ini. Mereka adalah Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan Bank Central Asia.

Sementara itu, hanya 14 bank berkategori buku III dan buku IV, yang menguasai 80% aset perbankan nasional. Keempat belas bank tersebut diduga mengontrol bisnis perbankan di Indonesia.

"Tingkat konsentrasi pasar yang tinggi inilah yang menyebabkan persaingan usaha antar bank di Indonesia relatif rendah," katanya kepada Bisnis, Kamis (14/7/2016).

Melihat struktur pasar tersebut, lanjut dia, dapat mengarah ke sistem Monopolistic Competition. Artinya, terdapat lebih dari 10 pemain aktif yang menawarkan produk berbeda-beda dari satu bank dan bank lainnya.

Menurutnya, kekhasan produk yang dimiliki oleh setiap bank ini menjadi salah satu penyebab tingginya suku bunga kredit.

Selain itu, dari sisi deposit, nasabah di bank besar juga didominasi oleh penabung besar. Nasabah seperti itu merupakan karyawan BUMN yang menyimpan dananya di bank BUMN. "Kalau nasabah prioritas seperti itu minta bunga tinggi, ya suku bunga kredit akan tinggi pula," ujarnya.

Kendati demikian, kondisi umum lainnya juga menjadi pemantik tingginya suku bunga kredit, antara lain biaya operasional, cost of fund, inflasi dan faktor risiko.

KPPU menggandeng Australia Indonesia Partnership for Economic Governance merumuskan rekomendasi untuk menyehatkan persaingan di industri perbankan.

Salah satunya adalah mendorong konsolidasi antar bank. Tujuannya, untuk mengimpun banyak modal.

Seperti diketahui, kekuatan permodalan antar bank di Indonesia masih lemah apabila dibandingkan dengan permodalan bank Singapura atau Malaysia. Bahkan, Indonesia juga dikalahkan oleh Vietnam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper