Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Digitalisasi Asuransi, Edukasi dan Sosialisasi Perlu Digencarkan

Gencarnya program digitalisasi di industri asuransi jiwa dinilai masih perlu didukung edukasi dan sosialisasi ekstra guna meningkatkan pemanfaatan layanan tersebut.
Ilustrasi/thisisaustralia.com
Ilustrasi/thisisaustralia.com

Bisnis.com, JAKARTA – Gencarnya program digitalisasi di industri asuransi jiwa dinilai masih perlu didukung edukasi dan sosialisasi ekstra guna meningkatkan pemanfaatan layanan tersebut.

Direktur PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) Sutikno Sjarif mengakui hingga saat ini setiap pelaku industri niscaya mengembangkan program digitalisasi tersebut. Pasalnya, masifnya perkembangan teknologi menjadikan akses digital sebagai sarana utama bagi pelaku usaha di berbagai sektor untuk mengembangkan pemasaran dan layanan.

“Berbeda dengan dahulu, saat ini industri asuransi costumer centric, fokus menciptakan produk dan layanan sesuai kebutuhan konsumer. Digitalisasi sebagai tools-nya,” ujarnya, Kamis (21/7/2016). Namun, Sutikno menilai upaya pelaku industri mendorong program tersebut mesti didukung juga dengan langkah edukasi dan sosialisasi. Pasalnya, jelas dia, hingga saat ini pemanfaatan layanan digital dinilai belum maksimal.

Padahal, sambung Sutikno, biaya pengembangan program digital di industri asuransi pun terbilang cukup besar. “Masih banyak ternyata masyrakat yang cukup konvensional. Jadi, mesti ada edukasi dan sosialisasi.”

Sutikno menuturkan Manulife Indonesia pun terus berupaya mengembangkan program digital untuk memperkuat pemasaran dan layanannya. Dia mengatakan salah satu langkah awal program itu berupa peluncuran layanan pengajuan klaim instan melalui aplikasi bergerak atau mobile application pada Februari 2016. Dengan aplikasi tersebut, jelasnya, memungkinkan nasabah mengajukan klaim dan mengirim dokumen klaim secara daring atau online melalui smartphone.

Pihaknya berharap aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan setidaknya oleh 100.000 nasabah. Namun, hingga saat ini baru sekitar 14.000 nasabah yang memanfaatkannya. Karena itu, Sutikno menyatakan pihaknya juga akan gencar mendorong edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemanfaatannya. “Kami menyelenggarakan kontes untuk sosialisasi dan edukasi untuk memperkenalkannya,” ujar Sutikno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper