Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Jadi Alasan Banten Global Akuisisi Bank Pundi Secara Bertahap

PT Banten Global Development yang mengakuisisi Bank Pundi menjadi Bank Banten menyatakan ketersediaan dana sebagai alasan perseroan melakukan akuisisi secara bertahap.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Banten Global Development yang mengakuisisi Bank Pundi menjadi Bank Banten menyatakan ketersediaan dana sebagai alasan perseroan melakukan akuisisi secara bertahap.

Komisaris PT Banten Global Development Asmudji HW, yang juga calon Komisaris Bank Banten, menyatakan sejauh ini pencairan dana dari Pemerintah Provinsi Banten berjalan secara bertahap.

Saat ini baru masuk dana sekitar Rp300 miliar, akan dilanjutkan pada Agustus / September sekitar Rp300 miliar dan Rp200 miliar lagi pada Februari 2017.

“Ini memang bertahap karena pencairan modal dari Pemprov Banten ke BGD juga bertahap, yang sekarang baru masuk Rp300 miliar,” ucap Asmudji kepada Bisnis, Jumat (22/7/2016).

Bank Banten merupakan bank pembangunan daerah Provinsi Banten yang semula adalah Bank Pundi. Nama berubah menjadi Bank Banten seiring dengan proses akuisisi yang dilakukan PT Banten Global Development (BGD) dengan kepemilikan saham mencapai 68%.

Bank pembangunan daerah tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal I/2017. Dana yang disiapkan untuk akuisisi ini mencapai Rp800 miliar. Proses akusisi terhadap PT Bank Pundi Indonesia, Tbk. saat ini baru di kisaran 35%.

Pada sisi lain, Calon Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Banten, Tbk. Heru Sukanto menjelaskan Bank Banten kelak akan mengevaluasi kinerja cabang-cabang perseroan terutama yang ada di luar Banten.

Kini totalnya ada sekitar 163 cabang eks Bank Pundi tersebar di dalam maupun luar provinsi ini. Jumlah ini belum tentu bertambah, bisa menyusut atau malah tetap. Perseroan akan mengutamakan cabang di dalam wilayah Banten untuk mendekatkan diri dengan nasabah.

“Kalau yang di luar Banten harus dievaluasi. Sepanjang itu menguntungkan it’s okay [dipertahankan]. Tapi kalau jadi beban harus dipertimbangkan untuk penutupan,” kata Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper