Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2016, Bank Mandiri Bukukan Laba Bersih Rp7,08 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membukukan laba bersih senilai Rp7,08 triliun per semester I/2016, terkoreksi 28,66% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp9,924 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membukukan laba bersih senilai Rp7,08 triliun per semester I/2016, terkoreksi 28,66% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp9,924 triliun.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan penurunan laba perseroan terjadi karena meningkatnya biaya pencadangan (provisi) dari Rp4 triliun pada kuartal II/2015 menjadi Rp9,9 triliun pada kuartal II/2016. Menurutnya, hal ini sebagai langkah perseroan untuk antisipasi risiko peningkatan kredit bermasalah.

Apalagi, hingga paruh pertama tahun ini, rasio kredit bermsalah (non-performing loan/NPL) Bank Mandiri terus meningkat. Per semester I/2016, NPL gross Bank Mandiri tercatat sebesar 3,86%, naik 143 bps ecara tahunan dari 2,43%.

Meski demikian, apabila tidak memperhitungkan biaya pencadangan, Pre-Provision Operating Profit (PPOP) emiten berkode BMRI ini mencapai Rp19,3 triliun atau secara tahunan tumbuh 13,3%.

 “Kami lagi perbanyak pencadangan, ambil labanya untuk itu, karena waktu di bulan Maret, kam belum tahu bottom akhirnya di mana,” ujar Rohan saat ditemui di ruang media Bank Mandiri, Selasa (26/7/2016).

Rohan menambahkan segmen menengah atau komersial menjadi penyumbang kenaikan NPL terbesar. Menurutnya, segmen ini yang paling banyak terkena dampak perlambatan ekonomi.

“Segmen komersial ini merupakan bisnis-bisnis pendukung. Kalau ada sektor yang lemah, misal pertambangan, perkebunan, hasil bumi, segmen pendukung ini lebih cepat colapse,” katanya.

Untuk mengantisipasi rasio kredit bermasalah, Bank Mandiri melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi risiko. Diantaranya melalui penguatan fungsi risk, penajaman Risk Acceptance Criteria (RAC), dan optimalisasi restrukturisasi dan recovery untuk penyelesaian kredit bermasalah.

“Untuk memperkuat struktur aset produktif yang lebih solid, kami juga telah membentuk pencadangan dan menerapkan kebijakan loan loss coverage yang cukup konservatif . Kami optimis dengan langkah-langkah yang kami lakukan, Bank Mandiri secara konsisten dapat terus memperkuat pondasi struktur keuangannya agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan untuk siap menghadapi berbagai tantangan ke depan,” ujar Rohan. 

Hingga Semester I/2016, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp610,9 triliun secara konsolidasi, naik 10,51% secara tahunan dari Rp552,8 triliun. Sementara secara bank only, penyaluran kredit perseroan tercatat sebesar Rp546,95 triliun, naik 10,32% secara tahunan dari Rp495,77 triliun.

Dari total kredit bank only perseroan, sebesar 86,1% diantaranya merupakan kredit produktif,  termasuk pembiayaan ke sektor infrastruktur serta usaha mikro kecil dan menengah. Adapun pertumbuhan kredit perseroan tertinggi pada segmen mikro yang secara tahunan tumbuh mencapai 15,9% dari Rp39,7 triliun pada kuartal II/2015 menjadi Rp46 triliun pada Juni 2016.

Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp691,4 triliun pada akhir Juni 2016 dari Rp654,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dari pencapaian tersebut, total dana murah (giro dan tabungan) mencapai Rp439,4 triliun, yang terutama didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp37,1 triliun menjadi Rp 273,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper