Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBERLAKUAN BI 7-DAY REVERSE REPO RATE: Transmisi Kebijakan Kurang dari 3 Bulan

Transmisi kebijakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate ke sektor perbankan diyakini akan berlangsung lebih cepat dan efektif dalam waktu kurang dari 3 bulan
Seorang petugas bank memeriksa sejumlah uang/Reuters
Seorang petugas bank memeriksa sejumlah uang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Transmisi kebijakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate ke sektor perbankan diyakini akan berlangsung lebih cepat dan efektif dalam waktu kurang dari 3 bulan.

Direktur Keuangan dan Treasury Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan suku bunga acuan atau BI Rate sebelumnya membutuhkan waktu tiga bulan untuk ditransmisikan. Bentuk transmisi ke sektor perbankan misalnya dalam bentuk penurunan bunga deposito dan berujung kepada kredit yang lebih bergairah.

“Dengan 7-day Repo Rate, ke depan bisa lebih cepat dari itu. Yang pasti di bawah tiga bulan,” ucapnya ditemui seusai acara seminar sosialisasi 7-day (Reverse) Repo Rate, di Jakarta, Senin (15/8/2016).

Seperti diketahui, BI 7-day (Reverse) Repo Rate akan menjadi acuan baru suku bunga yang berlaku efektif pada 19 Agustus 2016. Dalam masa transisi, bank sentral telah memperkenalkan sekaligus menetapkan BI 7-day Repo Rate sejak 15 April 2016 sebagai bagian dari suku bunga operasi moneter.

Perubahan BI Rate menjadi BI 7-day Repo Rate turut mengubah acuan dari rate SBI 12 bulan menjadi reverse repo rate dengan tenor tujuh hari.  Adapun saat ini BI Rate berada di level 6,5%, sedangkan BI 7-day Repo Rate 5,25%.

Suku bunga kebijakan bank sentral ini diimplementasikan dalam operasi moneter melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. “Repo Rate bukanlah cutting interest rate, ini menjadi dasar lending facility (LF) ada di mana. Kalau LF turun, bank melihat biaya me-manage likuiditas juga turun, barulah ada ruang penurunan bunga simpanan,” kata Pahala.

Dia menjelaskan pemberlakuan 7-day Repo Rate tidak akan mengubah skema penarikan bunga yang ditawarkan Bank Mandiri kepada nasabah. Adapun yang akan terpengaruh adalah tingkat bunga referensi yang digunakan bagi internal perseroan.

Sementara itu, PT Bank Central Asia, Tbk. menyatakan optimalisasi penurunan suku bunga deposito membutuhkan tindakan lebih lanjut dari Otoritas Jasa Keuangan terkait berlakunya 7-day Repo Rate. OJK perlu menanggapi ini dengan menurunkan capping bunga deposito agar bunga bank secara umum bisa menyusut.

“Karena itu kita harus lihat bagaimana respons dari OJK dan Lembaga Penjamin Simpanan. Bagaimana patokan baru dari mereka, itu seperti apa,” tutur David Sumual, ekonom BCA.

Perilaku Deposan

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara berharap 7-day Repo Rate bisa membuat transmisi kebijakan moneter, salah satunya ke sektor perbankan, berjalan lebih cepat. Namun, respons bank dalam bentuk penurunan suku bunga deposito setidaknya dipengaruhi tiga hal. “Pertama, bagaimana perilaku bank, kedua perilaku deposan, dan ketiga alternatif di luar deposito bank,” paparnya.

Penggantian BI Rate ke Repo Rate salah satunya karena BI Rate selama ini dirasa kurang manjur tampak dari proses transmisinya ke sektor perbankan relatif lamban. “Saya harap sinyal kebijakan moneter kita semakin efektif di pasar keuangan, transmisinya semakin bagus, dan ini jadi suku bunga referensi yang baik,” ucap Darsono, Direktur Eksekutif Departemen Riset Kebanksentralan BI.

BI 7-day Repo Rate diyakini bakal lebih efektif dalam upaya menurunkan suku bunga deposito dan lending rate.  Dengan kata lain, Repo Rate akan mampu membuat kebijakan suku bunga bank sentral lebih cepat memengaruhi pasar uang, bank, dan sektor riil. Manakala suku bunga deposito dan lending rate susut, imbuh Darsono, kondisi ini diharapkan bisa merangsang kredit tumbuh lebih bergairah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper