Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

7 Days Reverse Repo Plus Tax Amnesty, Tunggu Apa Lagi?

Perubahan BI Rate menjadi 7 days reverse repo punya satu tujuan mulia: turunnya suku bunga perbankan. Namun, para bankir senantiasa berkelit saat ditodong pertanyaan soal kapan bunga bank turun.
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA - Perubahan BI Rate menjadi 7 days reverse repo punya satu tujuan mulia: turunnya suku bunga perbankan. Namun, para bankir senantiasa berkelit saat ditodong pertanyaan soal kapan bunga bank turun.

Jurus ampuh bankir biasanya adalah biaya dana yang tinggi serta likuiditas yang ketat. Biaya dana yang tinggi membuat bunga deposito sukar turun yang berdampak pada suku bunga kredit.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia per Juni 2016, beban bunga bank memang menunjukkan tren kenaikan. Pada Januari 2016, beban bunga bank masih di angka Rp31,8 triliun, tetapi pada Juni 2016 sudah ada di posisi Rp172,45 triliun.

Namun sejak acuan baru ditetapkan plus ditekennya undang-undang pengampunan pajak alias tax amnesty, penurunan suku bunga kredit seharusnya bisa turun lebih cepat.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan dengan suku bunga acuan baru ini kebijakan-kebijakan moneter akan bisa ditransmisikan ke pasar secara lebih cepat.

"Seven days repo rate akan jadi mekanisme yang lebih efisien serta indikator utama penetapan bunga bank," katanya.

Managing Director PT Bank UOB Indonesia (UOBI) Lawrence Loh mengatakan pihaknya sangat mendukung rencana pemerintah. Sebab bila bunga rendah para pengusaha akan hidup dan mampu membayar cicilan kredit.

Salah satu upayanya adalah dengan memangkas tingkat suku bunga deposito. Saat ini bunga deposito yang dibayarkan oleh UOBI ada dikisaran 7%. Dengan7 days reverse repo rate, kata Lawrence, bisa jadi bunga deposito akan turun ke 5%.

"Tapi kami tidak bisa turun mendadak karena punya efek negatif margin. Dengan acuan baru bunga deposito mungkin bisa di 5%," ujarnya.

Kalau itu terjadi maka lending rate UOBI diprediksi bisa turun ke angka 10% atau di bawahnya. Dengan kata lain lending rate single digit bisa tercapai.

Tax Amnesty

Salah satu alasan mengapa bank-bank berlomba ingin menampung dana hasil tax amnesty ialah likuiditas. Dengan masuknya dana tebusan dan repatriasi likuiditas bank akan bertambah. Dana tersebut selanjutnya bisa disalurkan sebagai kredit.

Penambahan likuiditas ini juga jawaban atas pertanyaan dari mana bank mendapat untung bila suku bunga kredit justru ditekan.

Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Wan Razly mengatakan bank tetap bisa mendapatkan keuntungan meskipun margin antara kredit dan deposito tipis dengan memperlebar volume penyaluran. Nah, salah satu sumber dananya adalah hasil tax amnesty.

"Pendapatan bunga akan tetap tinggi karena volumenya penyalurannya yang akan diperluas sekalipun NIM (net interest margin) tipis," ujarnya.

Pada semester II ini, CIMB Niaga masih akan mengandalkan pendapatan bunga sebagai engine laba perseroan. Pasalnya 80% pendapatan perusahaan berasal dari net interest income (NII).

NIM CIMB Niaga bahkan akan ditekan dari posisi 5,5% menjadi 5%. Penurunan tersebut merupakan respons dari penurunan suku bunga deposito dan kredit di industri secara umum

Direktur Utama PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC) Benny Purnomo pernah mengatakan masuknya dana tax amnesty bakal membuat bank besar tak lagi terlalu fokus mengejar pendapatan dari bunga kredit.

Dengan demikian, bank kecil juga bisa memangkas bunga kreditnya karena tak harus lagi mematok bunga deposito di atas bank besar.

“Dengan adanya tax amnesty, akan ada dana masuk ke bank buku besar dan suku bunga akan turun. Penurunan suku bunga ini yang akan sangat kami rasakan,” ucap Benny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper