Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SENTIMEN SEPEKAN: Tunggu Hasil Jakcon Hole, dan Revisi PDB AS Kuartal II

Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan pekan ini pasar masih menunggu sejumlah data dan pernyataan ekonomi
Janet Yellen menyampaikan pidatonya pada Jumat ini di pertemuan Jackson Hole./.Reuters
Janet Yellen menyampaikan pidatonya pada Jumat ini di pertemuan Jackson Hole./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan pekan ini pasar masih menunggu sejumlah data dan pernyataan ekonomi.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia  Rangga Cipta dalam risetnya mengemukakan yang ditunggu pasar adalah:

  • Revisi pertumbuhan PDB AS kuartal II/2016Revisi pertumbuhan PDB AS kuartal II/2016Revisi pertumbuhan PDB AS kuartal II/2016 diumumkan Kamis malam, diperkirakan turun.
  • Gubernur bank sentral AS, Federal Reserve, Janet Yellen akan menyampaikan pidato pada pertemuan di Jackson Hole, Wyoming, AS.

Sementara itu data yang telah dirilis pekan ini adalah:

  • Spekulasi kenaikan FFR target muncul lagi. Notulensi FOMC meeting menunjukkan anggota the Fed yang terbagi pandangannya mengenai kapan FFR target harus naik lagi. Stanley Fischer wakil gubernur the Fed mengatakan pencapaian target inflasi serta level full employment AS semakin baik. (Indeks dolar AS-1,3%, yield UST10 tahun +1,6bps WoW)
  • Jepang masih akan beri stimulus. Haruhiko Kuroda, gubernur BoJ, mengatakan pemangkasan lebih dalam suku bunga acuan yang sudah negatif masih mungkin. (Nikkei -2,2%, US$/JPY -1% WoW)
  • Kebijakan moneter BI belum lebih longgar. BI Rate (6,25%) resmi diganti 7d RR rate (5,25%) sebagai suku bunga acuan yang diputuskan tidak berubah pada rapat dewan gubernur 16 Agustus 2016. (JIBOR 1w -3bps WoW)
  • Pesimisme pertumbuhan kembali. BI pangkas prospek pertumbuhan 2016 ke 4,9-5,3% YoY. (IHSG -0.8%, US$/IDR -0,05% WoW)
  • Perkiraan inflasi Indonesia terus turun. BI mengatakan indeks harga konsumen hingga pekan ketiga Agustus 2016 terjadi deflasi sebesar 0,06% MoM (2,75% YoY).
  • Harapan defisit semakin lebar. Menurut pemerintah perkiraan kekurangan penerimaan negara terutama dari perpajakan tahun ini bisa melebar hingga sekitar Rp238,4 triliun (yield SUN +5bps WoW).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper