Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap I dengan target indikatif Rp5 triliun sebagai bagian dari upaya diversifikasi dan perbaikan struktur pendanaan bank dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, rencana penerbitan obligasi berkelanjutan I adalah sebesar Rp14 triliun yang akan dilakukan dalam kurun waktu 2016 hingga 2018 mendatang.
Bank dengan logo pita kuning ini mulai melakukan penawaran awal obligasi berkelanjutan I tahap I kemarin hingga 7 September 2016 dengan penawaran umum pada 23 September 2016 hingga 27 September 2016 dan tanggal efektif pada 21 September 2016. Penjatahan direncanakan pada 28 September 2016.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N. Mansyuri mengatakan jumlah obligasi yang diterbitkan kali ini sebanyak-banyaknya Rp5 triliun dalam 3, yakni Seri A dengan tenor 5 tahun dengan kisaran kupon 7,75%-8,25%, Seri B 7 tahun dengan kisaran kupon 8,15%-8,65% dan seri C bertenor 10 tahun dengan kisaran kupon 8,40%-8,90%.
"Selain untuk modal ekspansi, dana yang didapat dari penerbitan obligasi ini juga akan digunakan untuk membiayai pembayaran obligasi subordinasi perseroan yang jatuh tempo pada 11 Desember 2016 senilai Rp3,5 triliun," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Setelah penerbitan obligasi berkelanjutan I tahap pertama ini, Bank Mandiri akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap II pada tahun depan.
“Sampai sejauh ini, rencana PUB tahap II di awal 2017 senilai Rp 5 triliun,” kata Pahala.
Selain menerbitkan obligasi berkelanjutan, sebelumnya bank milik negara ini juga melakukan sekuritisasi aset dengan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) melalui penerbitan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) senilai Rp500 miliar pada Agustus 2016.
Adapun, sepanjang 6 bulan tahun ini, Bank Mandiri mencatatkan penghimpunan dana masyarakat senilai Rp691,4 triliun atau tumbuh 5,57% secara tahunan dari Rp654,9 triliun. Dari sisi fungsi intermediasi perseroan menyalurkan kredit senilai Rp549,95 triliun atau tumbuh 10,32% secara tahunan dari Rp495,77 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
