Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPD DIY Targetkan Laba Rp276,7 Miliar

PT BPD Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan perolehan laba sebesar Rp276,7 miliar sepanjang 2016, atau tumbuh 10% secara year on year.
BPD DIY/Wikipedia
BPD DIY/Wikipedia

Bisnis.com, YOGYAKARTA—PT BPD Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan perolehan laba sebesar Rp276,7 miliar sepanjang 2016, atau tumbuh 10% secara year on year.

Direktur Utama BPD DIY Bambang Setiawan mengatakan geliat perbaikan ekonomi di wilayahnya menjadi modal untuk mendukung ekspansi usaha.

"Kinerja keuangan kami tetap tumbuh di tengah kelesuan perekonomian nasional. Oleh karena itu, BPD DIY optimistis laba perusahaan bisa tumbuh 10% atau mencapai Rp276 miliar pada 2016," katanya kepada Bisnis, Kamis (25/8) malam.

Bambang mengatakan banknya berhasil membukukan laba sebesar Rp251,69 miliar pada tahun lalu. Realisasi itu tumbuh sebesar 13,87% bila dibandingkan dengan posisi Desember 2014 senilai Rp221,02 miliar.

Dia mengakui kondisi industri perbankan secara umum melambat apabila dibandingkan dengan kondisi selama tiga tahun terakhir.

"Meski melambat, kinerja keuangan kami tetap tumbuh. Makanya, dalam penyaluran kredit harus hati-hati."

Bambang mengatakan faktor pendorong pertumbuhan laba tahun ini antara lain ekspansi penyaluran kredit, terutama untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Karakteristik masyarakat Yogyakarta mayoritas pelaku UMKM. Kami fokus itu," ujarnya.

Berdasarkan catatan perseroan, porsi penyaluran kredit UMKM mencapai 70% dari portofolio pinjaman. Sisanya, sebesar 30% merupakan pinjaman dan korporasi.

BPD DIY per akhir Desember 2015, berhasil mencatatkan aset sebesar Rp8,69 triliun, atau naik 11,1% secara tahunan.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp6,84 triliun atau tumbuh 7,43%. Dari realisasi DPK itu, kontributor terbesar ialah oleh tabungan dan giro dengan komposisi mencapai 74%.

Sedangkan realisasi penyaluran kredit pada periode tersebut mencapai Rp5,6 triliun atau tumbuh 7,67%.

"Pada tahun ini, kami menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 16,5%, atau angkanya menjadi Rp6,5 triliun."

Untuk meningkatkan portofolio kredit produktif, katanya, Bank BPD DIY menempuh upaya kemitraan, sindikasi, dan fokus pada UMKM.

Selain itu, BPD DIY juga berkomitmen terus menjaga dan meningkatkan porsi kredit konsumtif yang sehat serta linkage program dengan bank perkreditan rakyat (BPR).

Bambang mengatakan selain agresif ekspansi pinjaman, BPD DIY juga berkomitmen menerapkan tata kelola perusahaan secara baik dan menjalankan prudential banking guna menjaga tingkat kesehatan bank.

"Dengan kinerja yang bagus, BPD DIY kembali menorehkan penghargaan Diamond Trophy, dengan predikat sangat bagus selama 20 tahun berturut turut," katanya.

Dalam ‘Rating 118 Bank Versi Infobank 2016’ Bank BPD DIY menempati posisi puncak di kelompok bank BUKU 2 dengan aset di bawah Rp10 triliun.

Menurut Bambang, perseroan berhasil menunjukan konsistensinya sebagai yang terbaik dan mengulang catatan emasnya pada tahun lalu ketika berada di kelompok BUKU 1 yang mendapatkan penghargaan Titanium Trophy.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan perbankan di DIY dalam tiga tahun terakhir melambat, baik dari sisi aset, dana pihak ketiga (DPK), maupun kredit. Disinyalir kondisi ini terjadi seiring melambatnya ekonomi global.

Kepala OJK DIY, Fauzi Nugroho menyampaikan, melambatnya pertumbuhan perbankan ini tidak hanya dialami DIY tetapi juga nasional.

Jika melihat data dari 2013 sampai Mei 2016 , pertumbuhan kinerja perbankan semakin turun. Penurunan paling terasa terjadi pada 2016.

Seperti dari sisi aset, pada 2013 pertumbuhannya bisa mencapai 16%, 2014 turun menjadi 14%, 2015 turun lagi menjadi 10,6%, dan sampai Mei 2016 ini anjlok menjadi 2,5%. Hal yang tak jauh berbeda juga dialami komponen DPK dan kredit.

Fauzi melihat perbankan cukup hati-hati dalam mengambil langkah, salah satunya dalam penyaluran kredit. Penyaluran kredit perlu menjadi titik perhatian agar tidak meningkatkan angka kredit macet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper