Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia bersama Uni Eropa turut membahas tentang indikasi geografis dalam pembahasan perundingan perjanjian kerja sama komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA).
Ambassador European Union Delegation to Indonesia and Brunei Darussalam Vincent Guerend mengatakan dalam perundingan akan memungkinkan pendaftaran indikasi geografis dapat diterapkan secara timbal balik.
"Dalam agreement ini, kami akan membawa IG yang sudah direkognisi dari Indonesia ke UE dan produk dari UE ke Indonesia," katanya di sela-sela seminar bertajuk "Masa Depan Indikasi Geografis di Indonesia" di Jakarta, Senin (29/8/2016).
Guerend menuturkan saat ini ada 3.300 indikasi geografis yang terdaftar di Uni Eropa. Beberapa yang terkenal, antara lain dari jenis produk champagne, tequila, keju, wine.
"Kami juga mendorong produsen di Indonesia untuk mengembangkan IG-nya. Kami tahu saat ini baru ada 40 produk IG Indonesia, tetapi kami yakin jumlahnya akan terus meningkat," tuturnya.
Secara keseluruhan ada 46 produk IG yang terdaftar di Indonesia, di mana 40 merupakan produk asli dari dalam negeri, sisanya terdiri dari empat produk dari Uni Eropa, satu dari Meksiko dan dari Thailand.
Tiga produk teranyar yang mendapat sertifikat resmi sebagai IG di Indoneia dari Kementerian Hukum dan HAM yakni Tequila dari Meksiko, Grana Padano dari Italia dan Tunun Grinsing dari Bali.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly mengatakan penyusunan perjanjian kerja sama tersebut masih menunggu pembahasan revisi UU Merek yang tengah dibahas di DPR.
“Kami harap Undang-undang tersebut bisa rampung dalam masa sidang ini, sebab ini sangat penting bagi perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
