Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TRANSFORMASI BPD: Bank Daerah Sebaiknya Bergabung Jadi Satu

Guna mempercepat Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang diluncurkan pemerintah sejak Mei 2015 lalu agar kontribusi bank daerah terhadap ekonomi daerahnya semakin meningkat, bagaimana jika bank daerah digabungkan?
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan. /Bisnis.com
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan. /Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG - Guna mempercepat Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang diluncurkan pemerintah sejak Mei 2015 agar kontribusi bank daerah terhadap ekonomi daerahnya semakin meningkat, bagaimana jika bank daerah digabungkan?

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank BJB) Ahmad Irfan mengatakan BPD perlu berinovasi dalam menyinergikan produk, layanan, serta permodalan dengan sesama BPD.

“Bank Pembangunan Daerah ini kalau permodalannya bisa bergabung, Insha Allah itu akan lebih baik daya saingnya. Seumpama BPD ini gabung, asetnya bisa Rp540 triliun, jadi nomor empat bank terbesar di Indonesia,” katanya selepas acara Sosialisasi Program Transformasi BPD di Bandung, Senin (29/8/2016).

Dia memandang perseroannya dan juga BPD lainnya memiliki bisnis yang sama dan spirit yang serupa yakni menjadi agent of development di daerahnya masing-masing, sehingga BPD terus didorong pertumbuhannya untuk berkontribusi signifikan bagi ekonomi daerah.

“Mereka bisa unggul di daerahnya masing-masing untuk meningkatkan kredit produktif. Transformasi BPD ini kan banyak [lininya]. Kan tidak semua Bank Pembangunan Daerah sama [kondisinya],” ujarnya.

Sesuai Program Transformasi BPD yang diresmikan Mei 2015, terdapat tiga sasaran dari program tersebut yaitu meningkatnya daya saing, menguatnya ketahanan kelembagaan, dan meningkatnya kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Enam strategi yang disiapkan guna meningkatkan efektivitas proses bisnis dan risiko dari BPD, meliputi pengembangan produk, pengelolaan layanan, pengembangan pemasaran, pengelolaan jaringan, pengelolaan portofolio, serta penguatan likuiditas dan permodalan.

Hanya saja, akibat kondisi bank daerah yang tidak merata di antara BPD, tidak seluruh BPD memiliki likuiditas maupun permodalan yang kuat, serta aspek-aspek lainnya, sebagai agent of development di daerah.

“Dalam kondisi ekonomi seperti ini, kita [BPD-BPD] perlu lakukan kerja sama yang inovatif. Diharapkan dalam hal pembiayaan bisa bersama-sama untuk sektor produktif. Misalnya kami [pembiayaan] untuk jalan tol Soreang, kami lempar ke mereka, sehingga lebih ringan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdalah Gifar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper