Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Lesu, Kredit UMKM Tetap Prospektif

Di tengah memburuknya kualitas kredit perbankan yang diprediksi bakal berlangsung hingga akhir tahun, ada secercah harapan di kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Bisnis.com, JAKARTA-Di tengah memburuknya kualitas kredit perbankan yang diprediksi bakal berlangsung hingga akhir tahun, ada secercah harapan di kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Direktur Riset Kenta Institute Eric Alexander Sugandi mengatakan, kualitas kredit UMKM lebih baik dibanding sektor lain karena size perusahaan UMKM lebih kecil sehingga diversifikasi risiko dapat lebih luas.

"Bank-bank cenderung lebih ketat dalam salurkan kredit korporasi karena risikonya terkumpul di beberapa perusahaan saja dibandingkan sektor UMKM yang lebih kecil size-nya.Namun jumlah perusahaannya banyak sehingga memungkinkan diversifikasi risiko yang lebih luas," katanya kepada Bisnis.com di Jakarta, Senin (12/9/2016).

Sebagaimana diketahui, kredit korporasi merupakan salah satu penyumbang NPL terbesar bagi bank sejak tahun lalu. Hal tersebut dipicu oleh jatuhnya harga komoditas seperti batu bara dan migas.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang semester I 2016 kredit UMKM menunjukkan tren positif.

Total penyaluran untuk kredit UMKM modal kerja meningkat dari Rp518,92 triliun pada Januari 2016 menjadi Rp563,57 triliun pada Juni 2016. Angka di semester I ini bahkan sudah melampaui total penyaluran sepanjang 2015 yang senilai Rp537,18 triliun.

Begitu pula dengan kredit UMKM investasi. Pada Januari 2016 total kredit baru di posisi Rp200,27 triliun dan pada Juni 2016 sudah senilai Rp211 triliun. Angka per Juni tersebut juga lebih besar dibanding Desember tahun lalu yang senilai Rp202,61 triliun.

Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di kedua sektor sepanjang semester I cukup fluktuatif. Namun, memasuki Juni sudah mulai turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper