Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK INDONESIA: Anggaran Dipangkas, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Melambat

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Peter Jacobs menilai pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat tahun 2016 ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi secara umum, baik di pusat, maupun di daerah.
Ilustrasi./JIBI-Rachman
Ilustrasi./JIBI-Rachman

Bisnis.com, MANADO -  Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Peter Jacobs menilai pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat tahun 2016 ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi secara umum, baik di pusat, maupun di daerah.

"Memang, akan ada dampak ke pertumbuhan ekonomi jika terjadi pemotongan anggaran dari pemerintah, karena kegiatan di daerah yang telah terjadwal pasti terhenti," kata Peter Jacobs di Manado, Rabu (14/9/2016).

Peter mengatakan memang secara nasional perekonomian Indonesia mengalami penurunan, karena permintaan global sehingga pemerintah harus menyimpan dana lebih besar lagi.

"Memang dipastikan kegiatan ekonomi mengalami perlambatan, karena dana APBN yang dipangkas, sehingga APBD harus dimanfaatkan dengan baik," jelasnya.

Sehingga, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi karena dana pemerintah untuk menggantikan swasta akan berkurang.

"Karena spending pemerintah yang tidak bisa menggantikan permintaan sejumlah komoditi," jelasnya.

Namun, katanya, ada penolong di sektor pariwisata yang walaupun agak lambat mampu memberikan dampak yang cukup baik.

Pemerintah kembali memangkas anggaran kementerian/lembaga sebesar Rp65 triliun dalam sisa lima bulan menjelang akhir 2016 guna menjaga kredibilitas fiskal APBN.

Sesuai dengan arahan Presiden, bahwa penghematan anggaran ditujukan untuk program yang dianggap tidak prioritas, seperti kegiatan konsinyering, perjalanan dinas, rapat di luar kantor dan belanja pembangunan gedung pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper