Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Kalla Group Ikut Amnesti Pajak

CEO Kalla Group Fatima Kalla yang juga merupakan adik kandung Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, berpartisipasi pada program yang digulirkan pemerintah sejak Juli 2016 lalu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MAKASSAR - Pekan terakhir dari periode pertama program amnesti pajak dengan pengenaan tarif tebusan terendah dimanfaatkan wajib pajak atau WP kelas kakap di Sulawesi Selatan.

Paling anyar, CEO Kalla Group Fatima Kalla yang juga merupakan adik kandung Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, berpartisipasi pada program yang digulirkan pemerintah sejak Juli 2016 lalu.

Fatima Kalla secara resmi menyerahkan surat pernyatan harta (SPH) kepada otoritas pajak di Makassar, Senin (26/9/2016), sekaligus menjadi pengusaha kakap di Makassar yang berpartisipasi dalam amnesti pajak secara terbuka.

"Saya harap ini bisa memotivasi teman-teman [pengusaha di Makassar] yang lain. Dulunya ada kelalaian dalam pelaporan pajak, sekarang bis dilaporkan secara lengkap," katanya di Kantor DJP Wilayah Sulselbaltra.

Menurut Fatima, pada awal penerapan amnesti pajak itu, dirinya masih cenderung bingung terkhusus bagaimana tahapan untuk ikut serta hingga harta yang dilaporkan.

Kendati demikian, dia tidak menyebutkan nominal harta yang dideklarasikan maupun bentuk aset yang dilaporkan kepada otoritas pajak melalui program amnesti pajak untuk periode pertama.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala DJP Wilayah Sulselbaltra Neilmadrin Noor memprediksi masih terdapat 1.500 WP hingga 2.000 WP yang bakal memanfaatkan program amnesti pajak pada pekan terakhir bulan ini atau tenggat berakhirnya periode pertama dengan tarif tebusan 2%.

"Untuk wajib pajak besar biasanya masih menyusun laporannya. Kami prediksinya masuk pekan ini," katanya.

Sejauh ini, lanjut Noor, peserta amnesti pajak telah mencapai 3.850 WP dengan dana tebusan Rp390 miliar hingga Senin (26/9/2016) siang.

Hingga akhir pemberlakukan amnesti pajak, Noor memperkirakan dana tebusan yang bakal terhimpun bakal mencapai Rp1 triliun.

"Kita liat dulu periode pertama ini, karena momentumnya di sini. Jika bisa capai Rp700 miliar hingga akhir bulan ini, maka target Rp1 triliun tentu bisa tercapai," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper