Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Sumatra dan Kalimantan Diyakini Membaik

Perekonomian daerah yang mengandalkan komoditas perkebunan dan pertambangan, seperti Sumatra dan Kalimantan, diyakini membaik pada tahun depan seiring proyeksi pemulihan harga komoditas tersebut.
Kegiatan usaha sektor riil/Ilustrasi-Bisnis.com
Kegiatan usaha sektor riil/Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian daerah yang mengandalkan komoditas perkebunan dan pertambangan, seperti Sumatra dan Kalimantan, diyakini membaik pada tahun depan seiring proyeksi pemulihan harga komoditas tersebut.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan perkembangan ekonomi Sumatra dan Kalimantan yang positif sebetulnya sudah terlihat sejak kuartal II/2016 yang mana meningkat dibanding kuartal sebelumnya.

"Peningkatan itu karena harga komoditas yang sudah pulih sejak awal tahun walaupun memang [harga komoditas] itu tidak signifikan seperti di level 2010--2011," katanya saat acara Temu Wartawan Daerah di Jakarta, Senin (10/10/2016).

Menurut Mirza, perbaikan harga komoditas itu bisa bertahan lama apabila pertumbuhan ekonomi China, selaku konsumen utama, membaik pada tahun depan.

Berdasarkan catatan bank sentral, pertumbuhan PDB Sumatra pada kuartal II/2016 sebesar 4,5% atau meningkat dari sebelumnya 4,2%. Sumatra sendiri berkontribusi sebanyak 22% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu, untuk Kalimantan masih harus tertahan di level 1,1% dari kuartal I/2016 yang sebesar 1,4%.

"Mengapa Jawa dan Sulawesi bisa tumbuh di angka 5% bahkan 6% karena sektor pertanian yang dijalankan adalah komoditas umum [pangan], sementara Bali bisa 5% karena mengandalkan sektor pariwisata yang tidak Terdampak pelemahan harga komoditas," jelasnya.

Selain pemulihan harga komoditas, dia menambahkan, perekonomian Sumatra dan Kalimantan juga akan terdongkrak dari aliran dana tebusan program pengampunan pajak (tax amnesty).

Menurut Mirza, pemulihan harga komoditas memang menjadi faktor utama penentu pertumbuhan ekonomi di Sumatra maupun Kalimantan.

Anjloknya harga minyak sawit mentah (CPO), batu bara, karet dan timah selama dua tahun terakhir telah berdampak signifikan terhadap perlambatan ekonomi di kedua pulau penghasil tersebut.

"Jadi memang bergantung pada pemulihan harga komoditas dan juga tingkat confidence dunia usaha," katanya.

Selain berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, imbas lain dari turunnya harga komoditas adalah tingginya rasio kredit bermasalah (NPL) di Sumatra dan Kalimantan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper