Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III/2016, Penjualan Bukit Asam (PTBA) Naik 6,6%

Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi tambang milik negara, PT Bukit Asam (Persero) Tbk., membukukan volume penjualan batu bara 15,3 juta ton pada Januari-September 2016 atau meningkat 6,6% dibandingkan dengan 14,35 juta ton pada periode yang sama 2015.
PT Bukit Asam Tbk
PT Bukit Asam Tbk

Bisnis.com, JAKARTA -  Korporasi tambang milik negara, PT Bukit Asam (Persero) Tbk., membukukan volume penjualan batu bara 15,3 juta ton pada Januari - September 2016 atau meningkat 6,6% dibandingkan dengan 14,35 juta ton pada periode yang sama 2015.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Adib Ubaidillah mengatakan, komposisi penjualan batu bara tersebut relatif seimbang untuk pasar dalam negeri dan luar negeri.

“PTBA sebagai perusahaan BUMN bidang batubara mempunyai kewajiban untuk mengamankan ketersediaan pasokan batubara untuk PLN group sesuai kontraknya masing-masing,” kata Adib ketika dihubungi, Rabu (19/10/2016).

Sejauh ini, belum dapat diketahui berapa besar pendapatan yang diperoleh emiten berkode saham PTBA dari penjualan batubara tersebut mengingat perseroan belum menerbitkan laporan keuangan per 30 September 2016.

Pada September 2016 lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan harga batu bara acuan sebesar US$63,93 per ton untuk penjualan langsung di atas kapal atau meningkat 9,5% dibandingkan dengan US$58,37 per ton pada Agustus 2016. Harga itu tertinggi sepanjang 2016.

Sharlita Malik, analis PT Samuel Sekuritas, menyatakan saham PTBA merupakan salah satu pilihan karena perusahaan itu didukung oleh meningkatnya porsi penjualan dalam negeri yang diperkirakan mencapai 75% seiring berjalannya proyek kelistrikan 35 gigawatt.

Samuel Sekuritas memperkirakan harga rata-rata batubara pada 2016 mencapai US$60 per ton atau meningkat 1,8% secara year-on-year dimana harga batubara telah menguat ke level US$84 per ton.

“Kunci penguatan harga berasal dari pembatasan produksi batubara China yang di semester I/2016 produksi batubaranya turun 10% year-on-year, serta produksi batubara tahunan Indonesia yang kami perkirakan lebih rendah 10% y-y, paparnya dalam publikasi, Senin (17/10).

Di samping itu, datangnya musim dingin serta rencana pemerintah China menaikkan biaya kargo batubara dalam negeri dapat memicu meningkatnya impor batubara China. Secara jangka panjang, tulis Sharlita, pemangkasan produksi China hingga 5 tahun mendatang membuat outlook batubara positif.

Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada Rabu (19/10), harga saham PTBA ditutup menguat 2,66% menjadi Rp12.525 per saham dibandingkan dengan Rp12.200 harga penutupan sehari sebelumnya.

Secara year-to-date, saham PTBA telah memberikan imbal hasil sebesar 176,8%. Dalam 52 pekan terakhir, harga saham PTBA mencapai level terendah Rp4.150 dan level tertinggi Rp13.100.

Berdasarkan data BEI, kapitalisasi pasar PTBA mencapai Rp22,17 triliun per 30 September 2016 atau meningkat 112,71% dibandingkan dengan Rp10,42 triliun per 30 Desember 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper