Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan sejumlah data ekonomi yang sudah dirilis memberikan pengaruh kepada pasar.
Tim ekonomi Samuel Sekuritas Indomesia dalam risetnya, Rabu (19/10/2016) menyebutkan sejumlah data yang sudah dirilis tersebut dan pengaruhnya adalah:
Peristiwa sebelumnya
- The Fed yakin, data tidak solid. Notulensi FOMC meeting tunjukkan niat naikkan FFR target. Wakil the Fed mengatakan target penyerapan tenaga kerja serta inflasi sudah sangat dekat. U. of Mich. Sentiment dan Capacity Utilization AS anjlok. (UST10y yield +12bps, Dollar Index +1,2% WoW)
- Ketidakpastian global berkurang. Deutsche Bank sepakat membayar denda $38 juta. Shock Brexit mulai mereda. (USD/GBP -4,1%, DAX +0,9% WoW)
- BoJ masih akan longgar. Gubernur BoJ bakal meluncurkan berbagai senjata moneter baru. (JGB10y yield +5bps, USD/JPY -15bps WoW)
- Pelebaran defisit tertahan TA. Realisasi pendapatan negara hingga 30 September 2016 60,5% dari target. Serapan belanja pemerintah 58,7% dari target sehingga realisasi defisit hanya Rp 224,3 triliun atau 1,79% dari PDB. Kemenkeu merelaksasi delapan poin aturan tax amnesty; repatriasi bisa non-tunai. (SUN10y yield +5bps, JIBOR 1W -15bps WoW)
- Harapan investment grade muncul lagi. Menkeu berharap RI dapat investment grade dari S&P. BI menurunkan proyeksi batas bawah pertumbuhan kuartal III/2016 menjadi 4,9% dari sebelumnya 5,1%. Penjualan mobil September 2016 tumbuh 0,1% YoY memburuk dari 6,4% YoY. (JCI +0,2% WoW)
- Likuiditas dolar terjaga. Surplus perdagangan Indonesia melebar ke US$1,2 miliar dari US$363 juta setelah pertumbuhan ekspor membaik ke -0,59% YoY sementara pertumbuhan impor turun ke -2,26% YoY. (USD/IDR -0,5% WoW)
- Ekspektasi inflasi lebih stabil. Kementerian ESDM siapkan skema kenaikan tarif listrik bertahap sebanyak 3 kali untuk pelanggan 900 VA. Presiden Jokowi menegaskan harga BBM di di seluruh Indonesia harus sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel